"iaat mii... iaaaat" sambil menarik kursi mendekat ke tempat masak agar bisa berdiri sejajar dengan saya, Tsaqif sering antusias ikutan ngebantuin (baca: ngerecokin) umminya di dapur.
Seperti malam ini, pas lagi pengen banget bikin brownies kukus. Tsaqif (kembali) penasaran liat umminya ngetim DCC dkk, mengayak tepung, ngaduk-ngaduk, dll.
Setelah baca banyak referensi, bikin ajalah brownies ala-ala kiro-kiro seperti biasa: yang penting jadi. Toh gagal juga emang brownies tu kue gagal kok *ngeles banget ini mah* xD
Anak dan suami adalah konsumen terbaik saya. Pernyataan semacam itu sering juga diungkapkan para ibu yang suka masak They are the best consumer ever! (bener gak tuh english-e hehe)
Walau kadang geregetan karena di'kacau'kan Tsaqif, tapi ujung-ujungnya kami selalu tertawa, meneruskan memasak sambil bercanda. Atau menikmati tangisan Tsaqif karena dijailin umminya. Ha ha.
Saya memang cuma (baru) bisa menyajikan masakan sederhana untuk anak-suami saya. Tidak sebanding dengan bunda-bunda di'sana' yang udah expert masak ini itu, hihii.. Rasanya juga sering gak konsisten (parah nih xD) Tapi, semoga semuanya bernilai pahala dan cinta saya bisa meresap ke makanan mereka#eaaaahaha
Arghhh...Yukita makan, Qif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar