nellysapta

nellysapta
kering berseri (rimbo pengadang-lebong-bengkulu 2014)

Jumat, 08 September 2017

Mentan dari IPB donk!

Kalo ditanya, Mentan sebelumnya jg dr IPB kok tp blm berubah 'drastis' jd lebih baik sesuai harapan semua? (walaupun kita tidak bisa memuaskan semua orang, apalagi orang-orang dengan kepentingan tertentu, kepentingan 'yang penting gue untung')
Apa jawabannya?
Ada kok yang berubah drastis. Sebutkan.... 😁
IPB. Ingin Pimpinan Baru (di Kementan) #lahh
Tapi etapi, itu belum tentu solusi. Malah bisa jadi 'senjata makan tuan' 'lempar batu e kena kepala sendiri'. So, cobalah dimusyawarahkan lagi dengan berbagai pertimbangan yang 'demi bangsa dan negara'. Kalo saya sih, yes. #laaahhh

Mengubah (atau tepatnya memoles?) wajah pertanian NKRI memang tidak semudah berteriak "sim salabim!" mengingat pertanian adalah sistem yang terintegrasi. Tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa arah kebijakannya sangat berkaitan dengan political will pimpinan, baik di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, kabupaten, kecamatan, sampai desa.

Ih Pabalieut Banget ya?
Emang!
Tapi bukan berarti tidak bisa diperbaiki bukan? Selalu ada kesempatan untuk melakukan REVOLUSI. he he.

IPB, Institut Pertanian Bukan?
YA! Institut Pertanian Bogor.
Tidak diragukan lagi. Dengan kesadaran itulah maka fakultas di dalam IPB pun berkembang sesuai kebutuhan dukungan akan sektor pertanian secara luas. Bahwa ternyata untuk membangun pertanian yang visioner, kita juga harus membangun komunikasi yang baik, mampu memanajemen kebijakan yang sesuai kebutuhan, dapat mengumpulkan, mengolah dan menginterpretasikan data dengan tepat, menciptakan teknologi pendukung budidaya hingga pascapanen yang berdayaguna dan terjangkau, bahkan menghubungkan itu semua demi kepentingan dalam membangun keluarga sebagai batu bata penyusun bangsa yang jaya.
😀

Udah ah, asa membela diri. Padahal saya sendiri belum bertani seperti harapan terhadap alumnus IPB (wabil khusus dari fakultas pertanian). Saya cuma kroco di salah satu subdit di Kementan. Semoga kehadiran saya tidak merugikan negara.

Btw, alumnus pertanian non IPB juga banyak lho. Bahkan akumulasinya (bisa jadi) lebih banyak dari jumlah mahasiswa pertanian asal IPB. IPB memang seharusnya lebih baik karena memang konsentrasinya lebih besar ke arah pertanian. Namun demikian, IPB belum tentu superior di segala bidang berkaitan dengan pertanian. Pengakuan akan manfaat kehadiran/kinerja alumnus IPB maupun IPB sebagai institusi bagi masyarakat di sektor pertanian juga merupakan indikator kesuksesan IPB dalam mengelola mahasiswa, kurikulum, dan program-programnya. Pada akhirnya, penilaian masyarakat akan sangat hasil oriented. Bukan proses. Hiks. Sabar ya IPB. #IPBtetapdihati

Pertanyaan presiden kemarin memang terasa klise. Udah sering kita dengar. Tapi, tetap harus kita tanggapi positif sebagai sebuah peringatan atau bahan evaluasi prioritas bahwa IPB harus lebih lebih lebih baik lagi. Selamat memanfaatkan momentum ini 😊

InsyaAllah (alumnus) IPB bisa!
Bersama-sama dengan (alumnus) universitas lain 😁
Why?
Karena ekarena dah gak jaman main sendiri-sendiri. Masalah sudah terlalu banyak: kompleks! Harus dikerjain keroyokan! Baso Bengkulunyo: bersinergi. He he he.

::maaf kalo ada yang terpoteque. taq ada maqsudh q menyaqiti::

Tidak ada komentar:

Posting Komentar