nellysapta

nellysapta
kering berseri (rimbo pengadang-lebong-bengkulu 2014)

Senin, 26 Mei 2014

Berkenalan dengan Renang Sedari Bayi

Umumnya bayi memang suka bermain air. Saya melihat banyak yang memperkenalkan renang kepada anaknya sejak bayi. Saya pun begitu, tetapi bukan hanya karena ikut-ikutan ‘trend renang bayi’ saja, melainkan juga dalam rangka mewujudkan nasihat Rasulullah agar para orang tua mengajari anak-anaknya berenang, memanah, dan menunggang kuda. Saat ini anak saya, Tsaqif (15 bulan), masih bayi. Maka yang paling memungkinkan tentu pada pilihan pertama: berenang J

Ketika berusia ± 6 bulan, sebenarnya saya sudah menyediakan kolam kecil dan neckring untuk Tsaqif agar bisa berenang di rumah. Tetapi, karena alasan ‘penghematan air’ maka saya hentikan. He... Akhirnya saya dan suami memutuskan mengajak Tsaqif ke kolam renang umum saja.

Bahagia rasanya mengetahui Tsaqif suka diajak ke kolam renang. Pertama sih, Tsaqif melihat-lihat sekeliling (mungkin dia bertanya dalam hati,’tempat apa ini?’). Kemudian abinya mencelup-celupkan kaki Tsaqif ke dalam kolam. Karena tampak responnya positif, tidak takut, maka dilanjutkan dengan bermain balon apung, berjalan-jalan di kolam, latihan ‘berenang’.



Menurut info di  media cetak maupun pernyataan dokter, aktivitas berenang sangat bermanfaat bagi bayi.
a)      Melatih perkembangan sensorik dan motorik
Awal dilepaskan menginjak lantai kolam, Tsaqif gamang walau dipegang. Tetapi, kemudian dia berhasil beradaptasi. Ini menunjukkan bahwa bukan hanya badannya yang bergerak, tetapi otaknya pun berpikir untuk menyeimbangkan badannya.
b)       Meningkatkan rasa percaya diri
Ada kasus bayi yang diajak ke kolam renang, malah takut dan tidak mau lepas dari orang tuanya. Alhamdulillah, sejak pertama saya ajak ke kolam renang, Tsaqif sangat menikmati. Selain itu, di kolam renang Tsaqif bisa bermain dengan anak-anak lain. Tentu ini bagus bagi jiwanya. Keriangan, membawa efek psikologis positif untuk anak.
c)      Mempererat ikatan (bonding) anak dan orang tua
Interaksi selama bermain di kolam renang secara langsung membentuk ikatan fisik dan emosional antara anak dan orang tua.


Tetapi, kita harus memahami bahwa tiap anak berbeda-beda pola adaptasinya terhadap lingkungan. Walaupun sudah lama berkeinginan mengajak Tsaqif ke kolam renang umum, saya memilih untuk mempersiapkan fisik dan mentalnya terlebih dahulu. Saya berharap, bisa terus membimbing Tsaqif menikmati masa pertumbuhannya sembari memperkenalkan apa yang Rasulullah pesankan kepada kita para orang tua, “ajarilah anak-anakmu renang, memanah, dan menunggang kuda” J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar