nellysapta

nellysapta
kering berseri (rimbo pengadang-lebong-bengkulu 2014)

Selasa, 27 Mei 2014

Oleh-Oleh ASIP

Begini penampakan asip oleh-oleh buat anak saya ketika saya bertugas di luar rumah.

Alat tempur saya berupa 2 ice gel besar (bungkus plastik biasa, dulu saya beli di @ilmyana ) atau kadang ditambah es batu biasa jika dingin dirasa kurang, kantong asip (saya menggunakan kantong asip merk Natur) atau botol asi kaca (saya menggunakan botol asip kaca rekondisi uc1*** yang saya beli di @ilmyana juga), pompa asi (saya menggunakan pompa asi manual merk Pigeon), cooler bag (saya menggunakan cooler bag tali selempang merk Carter's), pulpen untuk mencatat keterangan asip, peralatan cuci, dan tissu kering.

Untuk perjalanan lebih dari sehari, saya menyimpan asip di kantong asip. Kantong asip ini sekali pakai. Saya tidak mematuhi anjuran untuk mengisi kantong asip dengan maksimal 150 ml asip, karena seringnya saya isi dengan 250-300ml asip. Biar lebih hemat, hehe.. Setiba di rumah, saya akan memindahkan asip tersebut ke botol asi kaca. Selain itu, kantong asip dipakai dalam perjalanan lebih dari sehari karena dapat menghemat tempat dalam cooler bag (bentuknya bisa fleksibel) dan tidak berat. Dalam perjalanan tugas maksimal sehari, saya menggunakan botol asi kaca. Tetapi, gpp juga kalo mau membawa asip di botol asi kaca dalam perjalanan lebih dari sehari: asal siap tempat dan tenaga.

Jadi ingat juga dulu make plastik es mambo atau plastik yang ada perekat itu... Hehe..

Bagi busui yang bekerja dan tetap mau berkomitmen mengupayakan asi untuk bayinya, peralatan tempur di atas sangat penting peranannya. Nyatanya, bisa disesuaikan juga dengan kondisi dan kenyamanan si busui. Misal, untuk memerah asi, ada yang lebih nyaman memerah dengan tangan ataupun memerah dengan menggunakan pompa asi elektrik. Seiring berjalannya waktu, in sya Allah kita bisa menyesuaikan diri.

Oia, saya pernah ditanya beberapa teman mengenai : asip dibawa ke pesawat. Tidak perlu khawatir. Asip tidak dilarang dibawa masuk ke pesawat. Tentu dengan perlakuan yang pas juga. Searching saja peraturannya. Ada kok. Saya lupa tepatnya, hehe..

Pengalaman saya sendiri, pertama kali membawa asip ke luar kota dengan pesawat, pada Oktober 2012 ke Sulsel, aman. Selanjutnya pun, tidak masalah. Sedangkan pengalaman pertama kali membawa asip ke luar negeri dengan pesawat, pada November 2012 ke Korsel, juga aman. Selanjutnya, belum tau nih, soale belum ada kesempatan ke luar negeri lagi, xixi... Dulu saya sempat khawatir juga, belum kebayang. Lalu searching, membaca tulisan busui yang pernah mengalami 

Yayaya, tampaknya ribet ya? Kemana-mana bawa alat tempur. Sedang asyik kerja (ceile, bahasanya: asyik.... -_-), harus diselingi kegiatan pumping. Belum lagi kalo dinas ke daerah dan menginap di wisma atau hotel yang tidak menyediakan kulkas di kamar. Harus nitip ke dapur. Bolak balik permisi numpang naruh asip :B Atau dalam perjalanan yang jauh sehingga ketar ketir mikirin asip di cooler bag aman atau tidak. Sering memang, apa-apa terasa sulit di awal. Bisa jadi itu karena kita belum terbiasa, belum luwes, atau bahkan belum yakin. Kalo masalah ini, coba dulu dan berkreasilah dalam beradaptasi. Bikin nyaman diri sendiri. Pumping dimana pun asal nyaman dan gak malu, xixi...

Yosh, tetap semangat ya busui yang bekerja. Jika memang itu pilihan kita untuk tetap bekerja di luar rumah, in sya Allah tetap ada jalan bagi kita untuk ng-Asi. Tidak usah sedih dengan cap 'ibu bekerja, anak kurang diperhatikan'. Ini pilihan. Walau memang tidak full selalu lengket dengan anak kita, buktikan bahwa kita tetap menyayangi mereka. Buktikan bahwa busui yang bekerja masih bisa memberi asi. Just focus and keep the spirit. Turut bahagia dengan teman-teman IRT yang bisa full di rumah 

Ni caption lama-lama jadi curcol. Kalo gak direm bisa kemana-mana. Ha ha. Udah ah. Salam ng-Asi! \(^_^)/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar