Fajar Islami Abdurokhim Wahyudiono (11 tahun) adalah seorang anak dengan cerebral palsy, yaitu suatu kondisi terganggunya fungsi otak dan jaringan saraf yang mengendalikan gerakan, daya pikir, pendengaran, dan penglihatan. Beberapa waktu lalu, kabar tentangnya mencengangkan banyak orang. Mengapa? Karena ternyata, walau dengan kondisi demikian, Fajar -begitu ia disapa-, sudah hapal 30 juz Al Qur'an sedari usia balita.
Berikut video liputan Fajar di suatu acara berita di televisi swasta nasional:
Masyaa Allaah...
Terharu, sekaligus terpalu.
Terharu membayangkan perjuangan Fajar kecil dan orang tua serta keluarganya dalam mengasuh anak istimewa tersebut. Tentu sebuah ujian yang tidak mudah dihadapi mereka. Kita sebagai orang di luar lingkaran keluarga mereka, hanya bisa mengagumi dan terkesan setelah melihat hasil sebagaimana yang sudah terjadi.
Terpalu, karena teringat akan diri kita yang banyak excuse baik dalam membaca, mentadabburi, menghapal, maupun mengamalkan nasihat-nasihat Al Qur'an. Padahal, kita -yang sehat tanpa kendala suatu apapun, atau sekedar sakit ringan- seharusnya bisa lebih optimal memanfaatkan kesempatan dan kemudahan yang Allah berikan.
Fajar, menurut kesaksian orang tuanya, dibacakan ayat-ayat Al Qur'an sedari kecil. Orang tuanya meyakini bahwa Al Qur'an adalah obat. Mereka juga ingin agar anaknya mendengar banyak kebaikan sedari kecil, mereka ingin Fajar hanya mendengar yang baik-baik saja, sehingga hal itu meresap ke dalam jiwa sang anak. Awalnya, mereka tidak berencana menjadikan Fajar sebagai hafiz Qur'an. Namun ternyata, kebiasaan mereka memperdengarkan ayat-ayat Al Qur'an kepada Fajar, membuahkan kecintaan yang besar kepada Al Qur'an, bahkan Fajar mampu menghapal Al Qur'an hingga 30 juz pada usia 4,5 tahun. Allaahu Akbar.
Mempunyai anak yang sehat tentu keinginan semua orang tua. Tapi, kenyataannya, banyak juga orang tua yang dianugerahkan anak-anak istimewa dengan penyakit bawaan sedari lahir. Sungguh, itu adalah ujian yang berat bagi orang tua, apalagi jika penyakit yang diderita sang anak cukup jarang terjadi. Bisakah kita membayangkan jika kita berada di posisi orang tua Fajar? *anak panas aja rasanya sedih sekali, apalagi....*
Fajar, bercita-cita menjadi Imam Masjidil Haram. Menurutnya, menghapal Qur'an itu mudah, tidak sulit. Ust. Yusuf Mansur -yang dikenal luas mempunyai lembaga yang fokus membina muslim yang ingin menghapal Al Qur'an-, yang dihubungi terapis Fajar, kemudian membantu dan mendukung Fajar untuk menjaga hapalan Qur'annya, bahkan mengajak Fajar untuk mengikuti kompetisi Hifdzil Qur'an di Mekkah. Alhamdulillah, pada 12 Agustus 2015, kembali tersiar kabar bahwa Fajar dan keluarganya (Pak Joko Wahyudino dan Ibu Heny) mendapat hadiah berhaji tahun ini dari Duta Besar Arab Saudi. Fajar juga in sya Allah akan dipertemukan dengan Imam Masjidil Haram Dr. Abdurachman Assudaish, orang yang dikaguminya (berita lengkap di sini).
Sebagai umat muslim, termasuk saya pribadi, kita harus meyakini bahwa Allah memberikan ujian sesuai dengan kadar kemampuan hamba-Nya. Ujian yang diberikan, tentu sebenarnya disertai dengan jalan keluar. Tugas kita adalah berusaha menghadapi dengan sebaik-baiknya dan sabar menjalaninya. Bicara memang mudah, ya... ;'(
Barokallaah ananda Fajar,
Semoga berkah dan rahmat Allah senantiasa besertamu dan keluargamu.
Terimakasih sudah menegur kami yang sekian lama sudah lalai dari mencitntai Al Qur'an.
Terimakasih sudah memperingati kami untuk kembali membaca dan menghapal Al Qur'an.
Terimakasih atas inspirasi dan motivasi yang kau tularkan ke dalam hati kami untuk yakin akan janji Allah "Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar akan memeliharanya."
Terimakasih atas aliran semangat yang kau tunjukkan dari buah kecintaanmu pada Al Qur'an.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar