Kelu.
Kesemutan.
Apa sebab? Karena ternyata menulis praktis, tidak semudah menuliskan curahan hati. Perlu strategi, perlu kajian, perlu telaah. Benar-benar sulit (sepertinya).
Tulisan ilmiah, bagi yang sudah jarang menulis model demikian, mungkin sangat sulit. Tapi ah, yang sudah sering menulis ilmiah pun juga sering kesulitan kok!
Dunia hama dan penyakit tumbuhan benar-benar telah harus menjadi bagian dari perjalanan hidup saya. Makanya harus serius! :")
Dunia kerja yang semakin membutuhkan orang-orang profesional di bidangnya, semakin menuntut sesiapa yang bekerja untuk menyeriusi fokus pemahamannya. Nah, saya, harusnya mendalami kembali bidang hama dan penyakit tumbuhan. Yuk maree!
Salah satu langkah awal yang saya lakukan adalah dengan masuk ke bagian fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan. Yah, sepertinya memang tidak ada pilihan lain untuk jurusan saya. Spesifik banget gitu loh! Ampun dah...
Banyak plusnya, tapi bukan berarti gak ada minusnya. Biat semangat, mari abaikan sajalah minusnya itu atau jadikan sebagai motivasi atau berpikir terbalik bahwa minus itu sebenarnya belum dikalikan dengan minus lainnya (sehingga jadi plus!) :B
Yang namanya fungsional, mestilah berhubungan dengan angka kredit. Nah, ribet dah kalo dah berhubungan dengan yang satu ini :B (baca: tersebab, saya harus rapi dan rajin mengumpulkannya sedikit demi sedikit!)
Dilihat-lihat, dalam pedoman fungsional POPT, menulis cukup mampu menyumbang poin yang besar. Tambah lagi dah nih masalahnya.... Gak pede euy nulis yang gak dilakuin, dipraktikin di lahan... Bagaimana ini? Any tips, please? *tepar*
Tanggung jawab POPT!
Dimana pertanggung jawaban saya kalo yang saya tulis itu dari asal jeplak tulisan orang (yang orang tersebut juga belum tentu udah nyoba di lahannya).. Kelihatannya sepele, tapi kalo rekomendasi kita dibaca dan dilakuin banyak petani...wah..bisa kacau..atau bahkan bisa-bisa malah memunculkan hama baroe! haduuuh...
Sudahlah, ini tulisan tidak bersolusi. Cuma menyampaikan 'sesuatu' saja :B *entahlah*
Hiburan itu adalah dengan menertawakan diri sendiri. Semua pengalaman memberi bekas tersendiri. Tidak ada salahnya dituliskan kembali dan menjadi sejarah untuk sewaktu-waktu ditilik lagi. Menjadi istri, ibu, dan anak adalah sebuah anugerah dari Allah yang Maha Pemurah. Tulis tulis tulis!
nellysapta
Senin, 24 September 2012
Selasa, 11 September 2012
Catatan (untuk) Sehatku 2010
Untuk sehat, kadang kita
terlalu idealis memikirkannya, misal: harus konsumsi suplemen XYZ, nge-gym,
body language, dll *pokoknya yg ribet dan..mahal!* XD. Padahal sehat bisa kita
capai melalui kegiatan kita sehari-hari. Kegiatan dari kita membuka mata dari
tidur hingga kembali menutup mata untuk tidur.
Ternyata ada aturannya
ya. Termasuk dalam hal sehat. Sikap adil kita terhadap aktivitas dan hak tubuh
akan menunjang kesehatan kita. Ada yang berpendapat, melakukan aktivitas yang
mengasyikkan merupakan bagian dari menuju hidup sehat, memperlakukan kegiatan
sehari-hari layaknya sedang mengerjakan hobi yang kita senangi dapat memberi
efek positif pada psikologis kita. Saya pikir, ada benarnya juga.
Rasulullah menyatakan
bahwa, muslim yang kuat itu lebih baik dari muslim yang lemah; dan terdapat
kebaikan pada perihal masing-masing tersebut. Dari sini, kita dimotivasi untuk menjadi
oang yang kuat. Orang yang kuat pastilah ia sehat. Sehat mengawali itu semua.
Ada beberapa catatan
mengenai kesehatan yang saya tulis dalam rencana 2010. Kalo diingat-ingat,
sepertinya banyak yang nggak dilakuin nih *haha*
- kalo sudah siap : lakukan GENERAL CHECK UP! nel, dokter itu tidak menakutkan. jauhkan traumamu! berhusnudzon dan kuatkan hati untuk menghadapinya. oke!
- sebisa mungkin, lakukan pemanasan ringan saat bangun tidur. paling nggak, untuk mengeluarkan angin, hoho...
- bangun tidur : ucapkan syukur dan tersenyumlah menyambut hari baru. ini penting lho....untuk kesehatan jasmani dan rohani..
- lari pagi minimal 3 kali seminggu
- bergeraklah dengan energik!
- berjalanlah dengan tegap, jangan membungkuk.
- kalo sudah dipelajari dan dipikirkan dengan matang : lakukan gurah hidung untuk menghilangkan sengau dan agar suara lebih jernih.
- luluran minimal 1 kali seminggu
- bersihkan muka pagi dan malam hari [wajib], selainnya : kondisional
- makan buah!!!
And now, 2012....
Rencana apa yaaa... :B
Yang jelas, semoga lebih
konsisten dalam menjaga hak tubuh. Aamiin.
Senin, 10 September 2012
Pernah Rasa Cinta
Seorang sahabat pernah mengirimkan puisi ini kepada saya, awal 2008, sehabis kelulusan sarjana. Entah apa maksudnya. Ujug-ujug saya dikirimi ini. Haha.. *nginget-nginget ada masalah apa waktu itu* Wah... *gagal nginget*
Puisi ini memang dikirim dengan tanpa judul. Seperti luapan perasaan saja. Memang, bikin puisi -seringnya- lebih nge-ruh atau lancar banget ngarangnya kalo emosi lagi di ubun-ubun. Hehe... Tapi, saya juga tidak tau, apakah ketika menulis ini, teman saya itu sedang benar-benar meluapkan perasaannya atau sedang kebetulan saja ingin membuat puisi semacam ini. Karena kadang kita suka tertipu juga dengan status facebook, twit, atau tulisan seseorang. Belum tentu itu tentang dia! Siapa tau itu hasil pengamatannya, hasil renungannya, upayanya mengkritisi sesuatu atau alasan lain yang mungkin tidak kita ketahui dan terabai masuk list tebakan kita.
Nikmati saja ini puisi. Barangkali ada sentilan manfaat yang didapat.
*semoga sahabat yang ngirimin gak ngebaca bahwa suratnya saya publish di sini hehe...*
---
Pernahkah kamu merasakan....
Bahwa kamu mencintai seseorang....
Meski kamu tahu ia tak sendiri lagi.....
Dan meski kamu tahu cintamu mungkin tak
berbalas....
Tapi kamu tetap mencintainya....
Pernahkah kamu merasakan....
Bahwa kamu sanggup melakukan apa saja
demi seseorang yang kamu cintai....
Meski kamu tahu ia takkan pernah peduli ataupun
ia peduli dan mengerti tapi ia tetap pergi....
Pernahkah kamu merasakan hebatnya cinta....
Tersenyum kala terluka....
Menangis kala bahagia....
Bersedih kala bersama....
Tertawa kala berpisah....
Aku pernah....
Aku pernah tersenyum meski kuterluka....
Karena kuyakin Tuhan tak menjadikannya
untukku....
Aku pernah menangis kala bahagia....
Karena kutakut kebahagiaan cinta ini akan sirna
begitu saja....
Aku pernah bersedih kala bersamanya....
Karena kutakut aku kan kehilangan dia suatu saat
nanti....
Aku juga pernah tertawa saat berpisah
dengannya....
Karena sekali lagi, cinta tak harus memiliki....
Dan Tuhan pasti telah menyiapkan cinta yang lain
untukku....
Aku tetap bisa mencintainya, meski ia tak dapat
kurengkuh dalam pelukanku, karena memang
Cinta ada dalam jiwa, dan bukan ada dalam raga.
Semua orang pasti pernah merasakan cinta.. baik
dari orang tua... sahabat.. kekasih dan Akhirnya
pasangan hidupnya....
Buat temenku yg sedang jatuh cinta.. selamat
yah.. karena cinta itu sangat indah.
Semoga kalian selalu berbahagia.....
Buat temanku yg sedang terluka karena cinta....
Hidup itu bagaikan roda yang terus berputar....
Suatu saat akan berada di bawah dan hidup terasa
begitu sulit....
Tetapi keadaan itu tidak untuk selamanya.....
Bersabarlah dan berdoalah karena cinta yang lain
akan datang dan menghampirimu....
Buat temanku yang tidak percaya akan cinta....
Buka hatimu jangan menutup mata akan
keindahan....
Yang ada di dunia maka cinta membuat hidupmu
menjadi bahagia....
Buat temanku yang mendambakan cinta..
bersabarlah....
Karena cinta yang indah tidak terjadi dalam
sekejap....
Tuhan sedang mempersiapkan segala yang terbaik
bagimu....
Buat temanku yang mempermainkan cinta....
Sesuatu yang begitu murni dan tulus bukanlah
untuk dipermainkan....
Cinta bukan suatu kehampaan....
Semoga kalian berhenti mempermainkan cinta....
Dan mulai merasakan kebahagiaan yang
seutuhnya....
“Love is not about finding the right person..
but creating a right relationship. .
It's not about how much love you have in the beginning..
but how much love you build till the end.."
---
Nambah dikit ah,
Buat kawan yang dirundung kebingungan memilah pasangan hidup, yakinlah bahwa tiada manusia 'sempurna' 'tanpa cela'. Stoknya amat langka kalopun mau protes "ada kok". Akankah menanti tak pasti si beliau yang 'sempurna' 'tanpa cela' itu?
Bersiaplah dan hadapilah semua ketidaksesuaian kita dengan ia yang akan kita cinta, kelak. Sungguh, perjalanan ba'da nikah sangat panjang dan (juga) tak pasti, layaknya masa depan kita: serba tidak pasti dan tidak kita ketahui.
*lha kok jadi ke sini sini mbahasnya*
Hehe...
Oke, ditutup dengan: Cinta itu, apa-apa karena Allah (Nelly, 2012...cateeet)
Minggu, 09 September 2012
Nasihatin dan Dinasihatin
“Ilfeel sama si A, gayanya kayak bener aj. Padahal cuma omdo!“
“Ah, si B mah cuma bisa ngomong, kelakuan ma omongan beda!”
“Si C tu pinter banget nasihatin orang lain. Ngasi taushiyah ini itu, tapi kayaknya dia gak ngamalin yang dia nasihatin tuh.... Dia aja masih ini itu eeehh mbilangin kita ini itu.... bla bla bla”
“Ah, si B mah cuma bisa ngomong, kelakuan ma omongan beda!”
“Si C tu pinter banget nasihatin orang lain. Ngasi taushiyah ini itu, tapi kayaknya dia gak ngamalin yang dia nasihatin tuh.... Dia aja masih ini itu eeehh mbilangin kita ini itu.... bla bla bla”
“Gak usah ngingetin orang
deh kalo ‘ndirinya aj belum bener. Huh!”
“Tuh, kemakan omongan
sendiri kan...”
*
-Enak bener yak
marah-marah :B
+Bukan marah, Sebel!
Kesel!
-Iye. Keliatan kok dari
tanda seru kamu. Banyak amat. Tiap abis ngomong, pake tanda seruuu..xixi
*
Yayaya, mungkin kita
termasuk yang suka/pernah sebel sama temen atau seseorang yang jago banget
nasihatin orang lain, ceramah, nge-sms atau nyampein taushiyah atau sejenisnya,tapi dirasa-rasa menurut kita belum ‘sempurna’
alias tercela omongannya karena tampilannya yang tidak sesuai dengan apa yang
ia sampaikan. Manusiawi. Tapi kurang bijak juga jika kita lantas menjadi orang
yang jago ngedumel, jago men-judge,
jago menghakimi beliau (temen atau seseorang tadi, red).
Sebagai manusia,
tempatnya salah dan lupa, dimana kesalahan dan kelupaan itu sering datang
berulang, MENGINGATKAN atau DIINGATKAN tentang kesalahan atau kelupaan tersebut
adalah sesuatu yang baik. Meniadakan maksud terselubung di balik nasihat
tersebut, seharusnya kita berbahagia karena ada yang bersedia cuma-cuma
mengingatkan kita. Lepas dari yang mengingatkan itu adalah orang baik atau
tidak (menurut kita), tetap saja, nasihat itu layak kita apresiasi.
**
Saya teringat sebuah
peringatan yang satu ini:
“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu
mengatakan apa yang tidak kamu perbuat. Amat besar kebencian di sisi Allah
bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.” (Terjemah Q.S. Ash Shaff [61] : 2-3)
Berikut ini, saya
mengutip dari [AA GYM, Makna Nasihat dalam Ramadhan bersama MQ]:
Cobalah kita pahami benar makna ayat
tersebut. Adanya ayat ini tidak berarti timbulnya larangan untuk saling
menasihati, tetapi Allah sangat mencela perbuatan seseorang yang tidak
melakukan sesuatu yang ia nasihatkan pada orang lain. Dia mengajak orang lain
untuk tawadhu atau rendah hati, tetapi pada kenyataannya dia sendiri berlaku
sombong. Adalah
kemurkaan Allah baginya karena kesombongannya dan dia tidaklah berdosa karena
nasihat-nasihat yang dia sampaikan pada orang lain. Dia akan
mendapat murka Allah karena dia mengajak tawadhu, sementara dia sendiri
sombong; dia mengajak untuk bersedekah sedangkan dia sendiri seorang bakhil;
dia mengajak untuk berlapang dada dalam menghadapi segala masalah, sedangkan
dia sendiri mudah naik darah dan meluapkan amarah, dan sebagainya. Intinya,
orang yang menasihatkan sesuatu pada orang lain sedang dirinya tidak
mengerjakannya maka tidaklah berdosa atas nasihatnya.
Nasihat yang baik yang boleh kita sampaikan
adalah nasihat yang benar, mengandung muatan positif dan tentunya penuh makna
dan manfaat bagi semua orang yaitu mengajak pada kebajikan dan menjauhi
kemungkaran dan melarang untuk mengerjakan kebajikan. Sebagai catatan, apapun yang kita
sampaikan jika itu benar, alangkah baiknya jika cara menyampaikan pun benar.
***
Nah,clear semua. Ya?
Idealnya memang kebaikan
yang kita sampaikan itu sebanding dengan tindakan kita yang baik. Tapi, jangan
sampai dengan alasan “Saya aja belum bener, ngapain ngingetin orang lain”, kita
menjadi orang yang pelit menasihati. Ada sesuatu yang jelas-jelas salah, kita
diamkan saja. Kita tidak tahu kapan seseorang itu meresapkan nasihat yang kita
berikan. Mungkin ketika sehabis dinasihati, akan marah, kesal, atau reaksi
negatif lain. Siapa yang tahu, sewaktu-waktu di masa depan, ia teringat nasihat
kita dan berubah pikiran menjadi lebih baik.
****
Ada beberapa hal yang
mungkin kritis untuk kita cermati, diantaranya:
-
waktu
menasihati à perhatikan waktu
yang tepat untuk kita menasihati seseorang.
-
frekuensi
menasihati à nasihat yang
terlalu sering, mungkin dapat membosankan atau tidak membekas. *tapi, saya
sendiri sih hayu-hayu aja keseringan juga. saya ikut beberapa sms centre yang
membagikan sms taushiyah gratis harian. Alhamdulillaah tidak bosan J*
-
isi nasihat àsebaiknya tidak ngasal, tulus, dan solutif.
lagi-lagi mungkin ini subjektif sekali: versi kita banget. lebih oke lagi kalo
kita yang menasihati juga tidak menutup telinga juga jika nasihat kita nanti
dikoreksi. berbesar hati.
-
media
menasihati à mungkin tidak
melulu harus via kita langsung. bisa lewat teman yang lain, surat, sms, suatu
kegiatan, dan sebagainya. kreatif aja *halah*
-
.....
(direnungi lagi apa lagi titik kritis dalam menasihati)
*****
Dalam menasihati atau
memberi peringatan, satu hal yang penting lainnya adalah SALING. Tidak melulu
menerima atau sebaliknya, tidak melulu memberi.
Semoga Allah memampukan kita untuk saling
menyampaikan nasihat, minimal pada diri sendiri. Wallahu a’lam.
Udah ah. Yuk, praktikin ;D
ketika itu, dimana kita?
hidup untuk/dengan banyak sisi
kita di sini, dia di sana
kita di sini, mereka di sana
mereka sedang bertarung meregang nyawa
kita di sini sedang berleha berbahagia
dengan senangnya
mereka ditimpa rupa-rupa nestapa
kita di sini tak peduli mereka, sekedar
tahu pun alangkah mujurnya
kita ditemani banyak makanan beragam rasa
mereka berlapar ria berlinang/bersimbah air
mata
hingga akhir mata mengatup tertutup
ketika itu, dimana kita?
------
di satu sisi seorang bersimbah duka nestapa
di lain sisi mereka bersenang ria
di satu sisi berkutat dengan beragam
aktivitas yang melelahkan jiwa raga untuk selainnya
di sisi lain sedang duduk termenung
meratapi nasib yang berasa kian menyesakkan dada
kita aman
mereka di tengah perang
kita kesal dengan materi yang kurang banyak
mereka bahkan tidak berani membayangkan
menjadi berpunya
*
10/03/2010
Langganan:
Postingan (Atom)