nellysapta

nellysapta
kering berseri (rimbo pengadang-lebong-bengkulu 2014)

Rabu, 13 Februari 2013

Hati-Hati Melalap Kubis!


Pernah makan lalapan kubis? Pernah memperhatikan penjualnya? Apakah kubis tersebut dicuci atau langsung dipotong-potong dan ditambahkan pada piring lalapan kita? Hal ini tampak sepele. Tapi, jika kita terus cuek, secara tidak sadar kita sedang menimbun racun dalam tubuh kita.

Makan pecel lele, ayam, atau bebek, memang kurang rasanya bila tidak disertai dengan sambel dan lalapan. Lalapan yang biasa disajikan dengan mentah ini semakin menambah cita rasa dan kenikmatan dalam menyantap pecel. Tapi, kita tidak sedang akan membahas mengenai pecel atau sambel. Poin penting di sini adalah penyajian lalapan.

Komposisi lalapan biasanya berupa mentimun, kemangi, poh-pohan, atau kubis. Pernahkan kita memperhatikan bagaimana penjual menyiapkan lalapan tersebut? Ternyata, ada banyak penjual yang lalai mencuci lalapan yang disajikan. Kubis salah satunya.

Dari segi keamanan, lalapan mentah beresiko terkontaminasi pestisida dan bakteri berbahaya. Proses pencucian sayur yang tidak sempurna juga perlu diwaspadai. Pasalnya, beberapa zat kimia dalam pestisida yang digunakan dalam budidaya kubis tidak hilang hanya dengan pencucian. Dibanding jenis lalapan lain seperti kemangi atau mentimun, budidaya kubis bisa dikatakan lebih banyak menggunakan pestisida. Dengan bentuk yang berlapis-lapis tersebut pula, kemungkinan pestisida terkumpul di dalam lapisan cukup besar. Oleh karena itu, sebaiknya, lalapan kubis sebaiknya dipotong per lembar dan kemudian dicuci dengan air mengalir. Bahkan untuk lebih amannya, pencucian dilakukan dengan air matang.

Ketinggian tanaman kubis cukup rendah dan dekat dengan tanah. Pada proses penyiraman tanaman, mungkin saja percikan air menyebabkan tanah menempel pada bagian tanaman. Belum lagi jika petani menggunakan pupuk kandang/kompos di lahannya. Hal ini berpotensi mengkontaminasi kubis dengan bakteri yang biasanya terdapat dalam kotoran, yaitu Eschericia coli.

Sebenarnya, tidak terbatas hanya pada lalapan saja. Kubis juga biasa digunakan sebagai sayuran tambahan dalam jenis makanan lain, seperti tongseng, gado-gado, ketoprak, atau nasi goreng. Tidak seperti sayuran lain, kubis sangat jarang dicuci sebelum dimasak. Umumnya karena yang mengolah masakan tidak mau repot memilah lembaran kubis dan lebih memilih cara praktis dengan langsung memotongnya kecil-kecil. Padahal, ini juga berbahaya.

Mungkin kita tidak banyak mendengar kabar orang yang keracunan atau mati akibat mengkonsumsi lalapan kubis. Tetapi, kita sering mendengar orang sakit perut sehabis makan pecel dan memakluminya dengan menyangka itu adalah karena sambel yang terlalu pedas. Pernahkah kita menduga bahwa itu mungkin saja berasal dari lalapan yang kita makan?

Jadi, tidak ada salahnya jika mulai saat ini kita mulai memperhatikan lalapan yang kita makan. Kita bisa menanyakan langsung pada penjual, apakah lalapan ini sudah dicuci atau memeriksa sendiri lalapan tersebut. Jika kemudian kita tidak yakin lalapan tersebut sudah dicuci, kita boleh saja mencuci kembali lalapan tersebut. Demi kesehatan kita juga, kan? :)