nellysapta

nellysapta
kering berseri (rimbo pengadang-lebong-bengkulu 2014)

Jumat, 26 Juni 2015

Tausiyah Jelang Berbuka #Bone26Juni2015

Setelah seharian mengecek kondisi lahan petani yang mendapat alokasi pengembangan cabe rawit merah di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, saya dan rekan berkesempatan mengikuti buka bersama di Dinas Pertanian Kab. Bone. Kebetulan banget, hari itu dinas sedang mengadakan buka bersama. Lumayan, menghemat pengeluaran he he...

Penceramah yang menyampaikan materi tausiyah mengenai hikmah puasa, menurut saya cukup bagus pemaparannya. Dengan suara yang tegas lagi jelas, membuat pendengar tutut optimis dan menyempurnakan penampilan penceremah tsb. Tidak kalah dengan penceramah yang sudah beken. Saya suka saya suka... :)

Berikut catatan yang sempat saya tulis di note hp selama pemaparan. Tanpa editan aja deh.. Langsung posting.

---
Ada kemaslahatan, manfaat dan kebaikan puasa terhadap diri kita. Seorang ulama mengungkapkan, orang yang berpuasa itu, mengalami pengurangan makan dan minum, padahal makan dan minum pada dasarnya adalah sesuatu yang halal. Ketika berpuasa, kita menahan. Janganlah ketika sampai waktu berbuka, kita balas dendam dengan mengisi perut kita dengan rupa-rupa makanan/minuman secara berlebihan. Puasa melatih diri kita menahan nafsu. Kemudian muncul spirit beribadah lebih baik kepada Allah subhanahuwwata'ala . 

Dalam menjalankan ibadah puasa, kita dihubungkan langsung kepada Allah. Kita tidak bisa berbohong kepada Allah. Kita bisa saja berbuka diam-diam, bermaksiat dalam rahasia. Tetapi, Allah lah yang akan membalas ibadah puasa kita. Tidak ada malaikat yang mencatat nilai ibadah puasa kita. Hanya Allah yang mengetahui dan berhak menilai puasa kita.

Puasa, diharapkan membentuk muslim menjadi mukmin. Semakin beriman seseorang kepada Allah, maka semakin tenang dan tentram dirinya dan orang-orang di sekitarnya. Ia mampu membagi kebahagiaan rasa tenang tersebut kepada orang lain. 

Allah menginginkan agar orang yang berpuasa menjadi semakin baik, bertaqwa, dan mampu mengekang hawa nafsu. Jangankan menjauhkan diri dari yang haram, kita bahkan perlu menjaga diri dari yang halal seperti makan, minum, berhubungan dengan suami atau istri. 

Hikmah puasa yang lainnya adalah, diuji ketaatan kita kepada perintah Allah. Ibadah ini (seharusnya) dapat benar-benar dijalankan karena setiap muslim mengetahui akan perintah puasa. Tidak diciptakan kita, kecuali untuk beribadah kepada Allah.

Rahasia puasa lain adalah mengajarkan kita untuk bersabar. Kesabaran dalam ketaatan. Kesabaran dalam ujian. 

Puasa, juga menjaga diri kita, dari sisi jasmani maupun rohani. Setiap sesuatu kan ada pembersihnya. Pembersih diri kita adalah puasa. 

Mudah-mudahan kita bukan 'puasa anak-anak, 'yang hanya menahan lapar dan haus. Semoga kita bisa memuasakan mata, telinga, mulut kita. Selamat menikmati kegembiraan, saat berbuka dan saat bertemu Rabb kita, Allah subhanahuwwata'ala.
----

Tausiyah selesai, sajian berbuka sudah manggil-manggil :b

Selasa, 23 Juni 2015

Berhenti, Ternasihati oleh Ibu-Anak di Tepi Jalan

Aku dingin, Ibu
Tidakkah kau lihat basah sekujur badanku,
Saat kau suapi begitu, makan-minum-makan-minum cepat sekali
Belum sempat kurasai
Belum sempat kutelan, kuteguk
...makanan yang kau siapkan tadi
Tahukah kau, Bu
Badanku terasa tak enak, meriang mungkin
Entah aku juga tak tau..
Dingin, Bu...
Bisakah segera kau ganti bajuku?
Dan berhenti menyuapiku?
Nanti jika kulapar, kuberitau Ibu. Ya?

Aku dingin, Ibu..
Sungguh tidak nyaman baju basah begini...
Basah oleh keringat
Basah oleh tumpahan makanan dan minuman tadi
Tak apa jika aku menangis, ya?
Aku tak nyaman, risih....
Dan tadi kubilang pada ibu lewat lakuku: aku meriang :'(

Aku tau ibu sangat menyayangiku
Aku tau ibu ingin aku kenyang dan sehat
Aku tau ibu sangat khawatir dan bertambah payah jika aku sakit
Apa karena itu, aku diharuskan makan cepat-cepat, banyak-banyak?
Tanpa memperhatikan, kalau aku, 'dingin'?
Padahal aku akan kasih tau...... 

---


----------

Suatu sore, sepulang kerja, saya biasa belok kanan, lurus, kanan, lurus, kiri, luruuuuus mengikuti jalan sampai keluar TB simatupang. Tapi, pada belokan ke-3 perhatian saya terhenti pada seorang ibu tunagraha yang sedang menyuapi anak (bayi?)nya. Saya pelankan motor, karena mendengar erangan sang anak saat disuapi ibunya itu, saya tak kuasa untuk melanjutkan perjalanan. Akhirnya saya berhenti dan mendekati mereka. 

Subhanallaah.. Anak kecil seumuran anak ke-2 saya, Zhafran, itu sedang disuapi dengan bubur instan seadanya dan air putih saja. Sang ibu menyuapi dengan posisi anak tidur dan kepala ditopang tangan kirinya. Sigap bergantian menyuapkan bubur dan air secara bergantian. Serius. Menangis saya melihatnya. Untung muka saya ditutupi masker dan helm sehingga tidak terlalu terlihat. Apa masalahnya?

Anak disuapi dengan cepat, tanpa diberi kesempatan untuk menelan (menikmati) makanannya. Apalagi, tampaknya sang anak sedang tidak fit. Suara tangisannya begitu pilu. Dan saya? Hanya menonton adegan itu. Kejam ya....

Akhirnya saya bertanya,"anaknya kenapa bu?". "lagi gak sehat nih..gak mau makan
..dari tadi susah banget..nangis aja..."... Dalam hati,"gimana nggak nangis..nyuapinnya begitu..."

"berapa umurnya bu?"
"15 bulan."
Deg.
Tak berapa jauh dengan Zhafran memang. Hanya saja, anak itu lebih mungil. Zhafran saja tergolong mungil...anak itu... Huff...

"gak suka kali bu"
"ya saya mampunya cuma ini"
Hmm....

Saya berbalik ke arah motor, menuju penjual buah yang tak seberapa jauh dari kami. Saya beli beberapa jenis. Kemudian kembali....ke ibu dan anak yang masih duduk di pinggir jalan depan koperasi 'daya guna, ditlin pangan'

"coba ini bu"

"yah...buah gini mah mana suka..."
Sahut sang ibu sambil mengupas buah jeruk dan memberikan ke anaknya. Sang anak belum tertarik. Beralih ke pisang, tidak mau juga. Pear..belum tertarik juga.. Apel, dipegang aja... 

Sayangnya, saya tidak bisa lama menunggui mereka. Teringat jadwal menjemput tsaqif di daycarenya. ....

"tinggal dimana bu?"
"dekat stasiun pasming tuh"'
"dimananya?"
"ya di pinggir-pinggirnya aja..."
"ibu tiap hari lewat sini?"
"gak tentu juga sih...kadang lewat, kadang nggak.tapi seringnya sih iya, lewat."

"bu anaknya jangan dikasih makan kayak tadi ya... Kasian tuh kan sampe keselek aja. Ntar kenapa-kenapa.. Pamit ya bu.. Semoga anaknya lekas pulih dan semangat makan lagi...."
Tak lupa, saya selipkan sedikit lembaran yang semoga bermanfaat untuknya.


Yaa.. Berkali-kali saya pribadi bergolak tidak begitu menyukai 'pengemis'. Kadang saya sebel jika pengemis beraksi. Apalagi sampai memelas. Tapi, lagi-lagi, lebih sering goyah jika mereka membawa anak kecil. Dimanfaatkan atau tidak, tetap saja saya kasihan dan iba mengingat penderitaan si anak yang ikut dibawa-bawa... Mereka jelas tidak tahu apa-apa dan terpaksa harus terbiasa dengan kondisi tidak nyaman tersebut. Mungkin saja, kemudian ikut berkembang menjadi pengemis. Hiks...

Semoga Allah memberi keluangan kepada mereka untuk berusaha lebih baik dari sekedar mengemis. Sayangnya memang, lagi-lagi mungkin, karena keterbatasan kemampuan dan kemauan, banyak yang menyerah dan memilih mengemis (saja). 


Semoga kita, yang diberi kelapangan rezeki, baik itu yang disadari atau 'tidak disadari', dapat ringan tangan mengulurkan rantai rezeki itu kepada orang lain yang (tampak) membutuhkan. 

Senin, 22 Juni 2015

Komentar tentang 'Pasukan Kapiten'

Mengisi waktu selama perjalanan udara, salah satunya asik diisi dengan menonton film. Biasanya saya memilih film korea atau jepang bergenre kolosal kisah perang atau legenda. Karena beberapa judul sudah pernah, sedangkan yang lain reviewnya kurang menarik, maka saya mencoba beralih ke film lokal. Setelah menyimak beberapa judul, pilihan saya jatuh ke : Pasukan Kapiten.


Judul: Pasukan Kapiten
Sutradara : Rudi Soedjarwo
Penulis : Tumpal Tampubolon
Genre : Drama
Produser : Alfani Wiryawan
Produksi : CINEMA DELAPAN
Pemeran utama:
Yuma - Cahya Rizki Saputra
Omar - Omar Esteghlal
Asti - Ardina Puteri Syarira
Jenderal - Andi Bersama
Saleh - Bintang Panglima

Saya tidak akan membuat review film ini, karena sudah ada beberapa yang mengupasnya. Film ini memang sudah tayang sekitar 2 tahun lalu. Resensi film misalnya bisa dilihat di http://postinganbiasa.blogspot.com/2012/12/review-pasukan-kapiten-2012.html atau http://www.simpleaja.com/2012/12/sinopsis-pasukan-kapiten.html

Saya hanya ingin menanggapi beberapa hal tentang film ini. Bagi orang dewasa, mungkin alur film terasa lambat dan membosankan. Tapi, bagi anak-anak, alur seperti ini mungkin pas karena membuat mereka mempunyai waktu untuk mencerna maksud dalam tiap adegan. Secara umum, film Pasukan Kapiten mengangkat kisah perlawanan seorang anak (Yuma) dan anak-anak lain di suatu komplek perumahan dalam melawan sikap tidak menyenangkan dari anak lain (Omar) dan gengnya, yaitu suka menindas dan merebut mainan anak-anak  mereka. 

Yuma dan teman-temannya mencari cara untuk mengalahkan atau membuat jera Omar. Dalam film ini juga diperlihatkan persahabatan Yuma dan seorang kakek yang merupakan pejuang di masa mudanya, memanfaatkan strategi 'akal' ketimbang 'otot' untuk menyelesaikan masalah ini. Omar memang akhirnya 'kalah' karena malu diolok-olok sebagai 'tukang ngompol'. Di akhir cerita, Yuma dan teman-temannya tetap berusaha menjalin hubungan baik dengan Omar dan tidak mendendam.

Walau pemeran film Pasukan Kapiten termasuk pemain baru, tetapi menurut saya akting mereka cukup bagus. Saya justru menyukai sosok antagonis Omar yang perawakan maupun aktingnya pas banget hehe.. 

Inti cerita Pasukan Kapiten cukup bagus: anti bullying, berteman baiklah dan nikmati masa anak-anak tanpa sikap saling menyakiti atau sok berkuasa. Masalah bullying memang makin hangat terjadi di kalangan anak-anak maupun remaja, bahkan sampai menyebabkan seseorang yang di-bully ingin bunuh diri saking tidak nyaman lagi berhubungan dengan orang-orang yang dikenalnya. 

Saya ingat, dalam suatu kontes pencarian bakat, yaitu Britain's Got Talent tahun 2014, posisi runner up dimenangkan oleh Duo Leondre Devries (rapper) dan Charlie Lenehan (singer) 'Bars and Melody' yang pada proses audisi membawakan karya mereka sendiri berjudul 'Hopeful', sebuah lagu yang menceritakan tentang perasaan seorang anak yang mengalami bullying serta pesan untuk pem-bully. Tonton disini nih audisinya : https://www.youtube.com/watch?v=g3Rf5qDuq7M 
Karya mereka diterima dan gerakan anti-bullying makin meluas.


Kembali ke film Pasukan Kapiten, pada tayangan akhir, ada link www.beranikarenabenar.com, tetapi saya gagal terus membukanya. hehe..
Juga ditampilkan band yang membawakan original sound track nya. Band Julliete hanya menggunakan drum, bass dan gitar untuk mengoptimalkan OST Pasukan Kapiten ini. Jenis lagu beat yang inspiratif dan memotivasi ini, liriknya digubah oleh Pongki Barata. Berikut saya copaskan liriknya:

(Pemberani - Juliette)

Matahari yang meninggi
Takkan bisa hentikan
Langkah kakiku berlari
Dengan satu tujuan

Tak ada yang ku takutkan
Semua harus berjalan
Meski kadang kenyataan
Tak seperti harapan

Karena kamu aku di sini
Engkau ajarkan tegak berdiri

Seperti langit luas terbentang
Siapa lagi yang kan menahan
Kerasnya dunia teman sejati
Aku harus pemberani

Dan bila surya tenggelam
Langit kelabu dan kelam
Tak ada yang ku takutkan
Karenamu ku bertahan

Karena kamu aku di sini
Engkau ajarkan tegak berdiri

Seperti langit luas terbentang
Siapa lagi yang kan menahan
Kerasnya dunia teman sejati
Aku harus pemberani


----

Pasukan Kapiten, hm.. saya jadi bertanya mengapa film itu diberi judul demikian. Saya sampai gugling arti Kapiten-Kapitan-Kapten (???) yang lekat dengan sosok Pattimura. Apakah mungkin menggambarkan Yuma dan teman-temannya yang melawan 'penjajahan' Omar? Entah, kurang tau juga. Memang, sebenarnya cerita dalam film ini bernilai biasa untuk sutrada sekelas Rudi Soedjarwo. Seperti FTV saja. 

Yuma maupun Leondre BAM adalah salah sedikit dari korban bullying yang berusaha tetap tegar serta memanfaatkan energi negatif yang didapatkannya untuk mencari solusi agar hidupnya nyaman kembali atau menjadi inspirasi untuk menghasilkan karya. namun, banyak juga anak-anak yang belum berpikir sampai ke sana hingga larut dalam kesedihan. 

Semoga di masa mendatang, peristiwa bullying ini tidak merajalela. Mulai dari keluarga. Orang tua atau orang terdekat yang ada di rumah bersama anak, sering menjadi seseorang yang tanpa sadar telah mem-bully anaknya sehingga secara tidak sadar -mungkin- berdampak pada sikap anak di luar rumah. Wallahu a'lam

Ummi Abi?

Dah baca lama dan pernah share juga di akun facebook saya. Saya ke suami manggil 'sayang' atau 'mas'. Tapi dari awal sepakat untuk menetapkan panggilan ke ortu untuk anak2 kita adalah 'ummi abi' walau saat ini, sedang trend panggilan 'ayah bunda' 'mami papi' 'mimi pipi' 'mima pipa' 'mammy daddy' dll. Alasannya, pengen berasa dekat dengan bahasa arab dan agar terasa lebih 'islami' #nyengir (walau bahasa arab lainnya, bisanya cm seputar ikhwan akhwat 'afwan syukron tafadhol jazakallaah...) -_- (harus nangis apa ketawa tuh)

Entahlah ya... Bukan ahli bahasa arab juga, imho, jika suatu panggilan dah jadi kebiasaan umum masyarakat, dalam pengertian yg ditangkap artinya adalah ayah saja atau ibu saja, gak jadi masalah... Semacam menjadi kata serapan gitu kali jadinya, Hehe #hammer
Tapi, bagi yang paham, mungkin sangat mengganggu. 

Oia sy copaskan link utuhnya: http://m.eramuslim.com/nikah/panggilan-ayah-dan-bunda.htm

Karena menurut saya, jika dibaca secara utuh, sebenarnya masalah ptanyaan tersebut adalah mengenai panggilan dengan arti 'ayah atau ibu' 'mama atau papa' 'umi atau abi' kepada masing2 pasangan. Ini sih mgkn fatal ya, bahkan  dg dalih agar 'ng-arab' atau islami, harusnya dengerin itu nasihat yg paham bahasa arab hehe... (mau manggil dg panggilan khas aja msng2 pasangan... masalahnya adalah: anak-anak ntar ikutan manggil (misal) ibu atau ayahnya dg 'yang' jg haha ---pengalaman pribadi-) Jadi, memang ini kan jg proses pengenalan subjek kpd anak2. Saya sih sampe situ aj. Tapi, artikel tersebut sangat bermanfaat untuk menambah wawasan bagi kita semua. Pada akhir tulisan pun, disarankan untuk : jika ingin belajar membiasakan bahasa arab, mengapa tidak memulainya dengan memperbaiki panggilan 'ummi abi' tersebut kepada pasangan?'

Gantilah dengan umma atau ummu. Aba atau abu. Lihat konteksnya. 

Jika anak-anak memanggil ortunya dengan ummi abi, malah secara 'rasa bahasa', arti dan sapaan, imho, lebih halus dg ummi abi yaitu 'ibuku....' 'ayahku.....' wallahu a'lam ^^

Bisa dianalogkan gak ya... Yang ini --- penulisan in sya Allah, insya Allah, in sha Allah, insha Allah, Allah-nya gk pake kapital, jg bnyk yg mempermasalahkan... Tapi, pas ngomong ma yang 'biasa' aja, ya biasa aja tanggapannya. Padahal secara transliterasi (bagi yg paham), katanyaa.... itu beda banget artinya. 

Btw, kalo bunda gitu saya malah asa........... ah sudahlah... hehe

Rencana Otodidak Belajar Jahit

Ya. Saya pengen banget bisa menjahit pakaian sendiri ataupun pakaian suami dan anak-anak. 

Awalnya karena alasana yang simpel saja: banyak bahan pakaian yang menganggur di rumah (baik itu yang berasal dari hadiah teman, bagian dari kantor, atau beli sendiri) dan harga pakaian anak kecil laki-laki yang minim desain plus mahal. Padahal hanya misal kemeja kecil saja, berapa sih ukuran anak 3-4 tahun?, kok mahal banget! Nyampe kisaran 70-150ribuan. Uwow banget deh... Selain itu, asik juga kalo bisa berkreasi dan membuat pakaian sendiri. Keren kali yaaa...haha.. Walau belum tau deh hasilnya ntar gimana...acakadutkah atau memang layak pakai xD

Oia... harga kerudung akhir-akhir ini juga sangat mahal *bagi saya*. Misal untuk ukuran segi empat biasa, bisa mencapai di atas 50 rb, bahkan lebih dari 100rb. Padahal kan itu gak pake model apa-apa, cuma petak gitu aja trus dineci atau dikasih hiasan  dikit lah... Apakah karena harga kainnya? ongkos jahitnya? biaya bordirnya? biaya jasa marketingnya? Apapun alasannya, uwow banget deh..mihil..hiks.. Dulu *di kampus* dengan bahan dan model yang sama, cuma 13 ribu he he... Pindah lagi sono ke kampus ipb dramaga, Nel.. beli sepuasnya ha ha...Etapi jangan salah.. ternyata ketika beberapa waktu lalu sempat ke kawasan Bara IPB Dramaga, harga kerudung segi empat yang saya maksud tadi juga udah mahaaal euy. Hiufff...


Keinginan untuk bisa menjahit sendiri sudah cukup lama dan kiat menguat. Pernah, saya membeli mesin jahit portable mini, dengan harapan bisa berlatih sendiri dan menjahit beberapa kain bekas atau sekedar renovasi celana atau rok yang rusak. Tapi sayang, mesin jahit itu tidak bertahan lama.. rusak..mungkin karena saya juga tidak terlalu paham teknis penggunaannya atau memang ketahanan mesinjahit itu yang kurang oke, hehe... Alamat seterusnya itu mesin jahit menganggur saja di lemari T_T"


Saya baca-baca dan tanya-tanya, ternyata bisa kok belajar jahit sendiri. Otodidak. 
Ada temen yang belajar dengan membongkar bajunya kemudian membuat pola sendiri, lalu dicoba dijahit. Menurutnya, lama-kelamaan kita bisa mengembangkan desain sesuai keinginan kita. Dan sarannya: jika membeli mesin jahit, "yang bagus sekalian..biar bisa dipake terus.. jangan yang mini itu.. cepat rusak dan gak puas juga makenya".. Hooo... pentung pala dhewe... emang strategi saya salah ternyata xD


Tapi...ternyata saya pribadi belum kebayang tuh kayak gimana..haha.. dodol memang.. 
Akhirnya banyak download video berkaitan dengan 'belajar menjahit untuk pemula', 'sewing for begginer' dll. dan mengikuti grup online yang berkaitan dengan kegiatan menjahit atau hobiis crafting. Teteeep memang: tanpa praktik, nonton saja itu tidak bergunaaaaa...lalalala... *praktik..praktik..tiktiktitik titik!*

Beberapa link tulisan atau video yang  bisa dijadikan referensi misalnya:
www.danamadeit.com --> menonton Mrs. Dana menjahit, kayaknya mudah dan menyenangkan hohoo..semakin semangat! :) 
www.sewingforbeginner.com
http://www.craftbymood.com/memulai-belajar-menjahit/
http://tetikomiasih-daramuda.blogspot.com/2011/12/tips-menjahit-untuk-pemula-tanpa-kursus.html
http://so-sew-easy.com/my-sewing-tutorials/


Kegiatan lainnya adalah mencari tempat kursus yang memungkinkan untuk diikuti alias akses mudah dan waktu belajar bisa menyesuaikan dengan jadwal kerja #tsaaahhh 
Tanya-tanya, kata temen kantor,"Tuh di simpang dekat kantor kita ada: Juliana" Alamak...padahal dilewatin terus tapi karena terlalu serius liat jalan doank mungkin terlewat dari perhatian saya wkwk.. *ngeles banget ini mah* kucluk kucluk memberanikan diri pergi ke sana dan bertanya. Untuk kursus tingkat dasar, 3 juta. Kalo sampai tingkat mahir, 6 juta. Itu pun harus lunas di awal. Wah wah... lumayan juga ya.. Trus, di dekat rumah juga ada, tapi bukan lembaga terkenal seperti Juliana, hanya kursus rumahan: lebih mahal, yaitu 4 juta. Itupun hanya dasar. Yah.... Masih bimbang, tapi info sudah di tangan. Tinggal ntar kalo memang oke lahir batin (baca: dananya terbudget dan jadwal bisa.....) in sya Allah. Eh atau..hm... otodidak ajalah! ehehehe...


Selanjutnya, cari info mesin jahit. Yang bagus, terjangkau, bisa dipakai dari pemula hingga profesional. Banyak yang menyarankan merk Janome karena terkenal tangguh. Tapi ada juga yang hanya menyarankan Singer atau Juki saja sudah cukup oke kok. Lagipula, tergantung model dan perawatan pemakai juga. Oia, saya juga pernah menemukan penjual mesin jahit yang sedang mengadakan bazar di Hyperm*rt Pondok Gede, Bekasi: untuk pemula beliau menyarankan Brother atau Butterfly. Lah ;ah.. makin mbingungi aja hahaha... *ketawa aja deh*
Kalo yang dipake Mrs. Dana, merk Babylock..gugling: whoaaa...mahal juga -_-' Iya sih baguuuuss...inget dompet juga woi..


Di fb, pernah konsul dengan Dokter Mesin Jahit. Sarannya: Janome. Hati saya pun mengarah ke Janome. Mulai searching model. Singkat cerita jatuh ke Janome 2222 atau 7210. Tapiii...belum dapat acc pak suami karena mesin jahit mini portable tadi masih dianggurin. Katanya khawatir nanti mesin jahit baru akan bernasib sama. Ah pak, ayolaaaah..kan ntar bisa jadi saya malah bisa jual baju bikinan sendiri.
Kacau. Khayalannya semakin tinggi! xD

PR nambah : meyakinkan suami agar setuju kami membeli mesin jahit!

Baiklah, semoga keinginan saya yang ini bisa terwujud. Tunggu tanggal praktiknya!


Jumat, 19 Juni 2015

Tanggap Hijrah

 19 juni 2015, 2 ramadhan 1436 h
Sore.
Jelang berbuka, terburu-buru keluar hotel Grand Cempaka Cipayung karena memang tidak ikut bagian berbuka di sana. Plus lupa bawa bekal, air putih. Untung ada mobil bos yang bisa ditumpangi sembari pulang.

Semakin mepet waktu berbuka, dan benar saja...akhirnya kami berbuka dengan permen. Disepakati menuju Sate Pak Kadir 6 yang berlokasi searah jalan pulang dan rasanya cukup enak menurut pengalaman. Ternyata bersebelahan dengan Sop Duren Lodaya. Deuh..goyah ni mau kemana.
Hehe.. Udah..sate aja.

Sembari memesan teh manis hangat dan 5 tusuk sate kambing + nasi hangat, saya sholat maghrib. Sebelumnya, saat menulis pesanan..kami melihat tayangan televisi. Tampak Teuku Wisnu sedang diwawancarai Dedi Corbuzier. Sedang acara Hitam Putih rupanya. Ada sedikit perbincangan menarik...

"Itu Teuku Wisnu? Kok berubah gitu ya? Aneh ih ngedadak gitu. Amit-amit. Celana cingkrang pula.. Kenapa bisa begitu ya?" seorang menanggapi gambar TW. Saya tergerak untuk membalasi,"Proses menuju begitu juga mungkin tidak mendadak bu, tidak serta merta berubah. Dia mungkin sudah belajar dan mempertimbangkan semuanya..." Di dakam hati saya melanjutkan,"Lagipula, apa salahnya dengan celana cingkrang? -_-"

"Iya ya.. Sayang banget ya..."
Lho, apanya yang sayang banget siiih... Geregetan. Tapi saya males nanggepin lagi. Percuma.

Balik ke tayangan, TW masih diwawancara DC. Saya yang hari ini sudah mendapat dua kabar/kejadian gak enak jadi menduga yang nggak-nggak #astaghfirullaah
--Pagi tadi, newsfeed ramai dengan video kesaksian murtadnya Lukman Sardi. Siang tadi, diomelin seorang Hindu yang tidak kebagian jatah makan siang lalu bilang,”Kita kehabisan nih… Gak kebagian… Panitia gimana ya? Kami kan bukan muslim, jadi tidak puasa. Kalo kayak gini, kita keluar aja. Lainkali gak diundang juga gapapa…” Maaf bu, salah sasaran ngomel-ngomel ke kami -_-‘

"Ini mau ngetes atau ngambil kesempatan untuk meremehkan artis yang sudah berhijrah ingin lebih baik dan taat pada Tuhannya apa ya...Duh.. Semoga lisan dan jawaban artis narasumber ini gak menimbulkan multitafsir atau membuat orang makin semangat nyerang balik..." (padahal sih ya, penerimaan penonton siapa juga yang bisa tau atau mengatur..)

Ya sudah.. Shalat aja dulu. Mumpung sepi dan gak ada laki-laki di mushola dalam warung sate itu.

Selesai shalat, artis yang duduk bersama DC bertambah. Ada David Chalik disana. Juga Nycta Gina sebagai host pendamping. Mereka melanjutkan obrolan. Kali ini, TW dan DC ditanya tentang hijab. DC menyatakan bahwa harusnya wanita yang berhijab mempunyai kelakuan yang baik karena pakaiannya sudah baik. TW menjawab manusia berubah lebih baik itu butuh proses. Awalnya mungkin beranjak dari pakaian. Kemudian David Chalik menanggapi.. Sayangnya saya sudah tidak terlalu mengikuti karena sedang asyik menyantap 5 tusuk sate kambing kecap bertabur potongan cabe rawit yang sukses bikin saya huh hah huh hah kepedesan. Ilang fokus deh, he he..

Intinya adalah, saya hanya menyayangkan tanggapan teman-teman saya tadi. Padahal TW secara harfiah memang terlihat lebih baik. Dengan janggut lebat dan celana cingkrangnya, tadi beliau sempat menyatakan memang sudah memilah pekerjaan atau tokoh dalam sinetron yang akan dilakoninya. Bukankah itu proses yang perlu diapresiasi? Stereotipe yang takut dengan muslim dengan tampilan begitu, sudah tidak cocok bagi masyarakat perkotaan yang mengaku modern dan terbuka. It’s so yesterday.

Tapi, memang demikianlah sepertinya yang banyak berkembang dalam masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim ini. Malah tanggapan negatif atas usaha seseorang untuk benar-benar menerapkan aturan Islam justru datang dari sesame muslim. Saya ingat juga pernyataan TW dan David Chalik yang menyatakan bahwa, ketika seseorang memutuskan untuk masuk dalam suatu agama, baik itu dari muslim ke non muslim atau sebaliknya, maka seseorang itu harus siap dengan konsekuensi yang ada dalam agama barunya tersebut. Seseorang yang sedang hijrah menjadi lebih baik dalam menjalankan syari’at Islam, juga sedang belajar untuk menjadi muslim yang baik dengan berusaha konsisten akan mempraktikkan ajaran dalam Islam. Betul kan ya…

Kita semua tentu berharap, TW dapat istiqomah dan lebih baik. Begitu pula dengan teman-teman lain yang terlihat 'berubah'. Sudahi komen tidak perlu, dukung usahanya; setidaknya dalam untaian do’a kita. Juga, mungkin kita sendirilah yang perlu mengubah sudut pandang dan turut mempelajari agama Islam itu sendiri, agar tidak merasa aneh atau janggal dengan hal-hal yang sebenarnya memang baik. Cmiiw.


Ingat Setahun Zhafran



Baby Z!
Setahun sudah kebersamaan kita, ya? ^^
Terimakasih sudah menjadi anak yang sangat menyenangkan.
Terimakasih sudah mengobati kekhawatiran jelang lahirmu ke dunia.
Terimakasih sudah mengajarkan kembali makna kepasrahan dan perjuangan 
seorang ibu.
Terimakasih sudah mau bekerjasama.

9 Oktober setahun lalu,
Teringat, masih asik main dengan mamasmu, Tsaqif. Juga sedang bersiap pamit untuk dinas ke Bogor keesokan harinya. Masih sempat momotoran dengan mas Tsaqif di seputaran kaja-pasar ciracas, untuk sekedar meluluskan permintaan mamasmu 'jayan jayan'.

Waktu bergilir berjalan. Sore, maghrib, malam. Ummi memang sedang susah tidur dan esok harinya akan bertugas ke Bogor #teteup . Tengah malam, kau mulai memainkan gelombang cinta. Sambil memandangi dua lelaki yang sedang lelap, Ummi nanya, "Dedek dah mau keluar ya? Hati-hati ya..awas jangan nabrak-nabrak...." :B  

Mulai deh kita praktik relaksasi dzikr. Terimakasih ke tante Astri Hapsari yang dah ngingetin perihal tsb. Oia, belajar dari pengalaman melahirkan mamasmu, Umi memperbaiki teknik pernapasan sehingga 'lebih nyaman'. Tapi, tetap saja, yg namanya kontraksi itu tetep 'nikmat', hehe...

Sekitar pukul 2 pagi, gelombang cintamu semakin cepat. Lalu, Umi mulai membangunkan Abi untuk menemani periksa ke bidan di dekat rumah kita. Ditemani si putih, kita menuju ke tempat bidan. Gerbang 'forbiddenmenghalangi. Akhirnya jalan kaki. Tok tok tok... Bu bidan menyambut dengan baik, walau jelas mereka (3 orang) masih mengantuk :) Ow ternyata sudah bukaan 4. "Besok pagi sekitar jam 7 balik lg aja bu, ini sih masih lama." 

Sekembalinya ke rumah, dedek masih bersemangat. Jadilah kita lanjutkan bercengkrama. Waw, sepertinya dedek semakin cepat mau bertemu kami. Sehingga setelah menunaikan shalat subuh, kita capcus ke bidan lagi. Alhamdulillah kali ini pagar kompleks sudah terbuka :b

Bukaan 7. Oke, waktu bertemu sepertinya sudah dekat! Ingat tidak, waktu itu, Ummi-Abi-dedek masih asik saja ngobrol :) Sekarang ditambah dengan bidan. Jadilah menunggu dedek keluar tuh, kita lanjutkan ngobrol. Dedek pinter...sholih.... Ummi gak sabar nunggu bukaan sempurna dan sudah siap-siap bertemu dedek. Sampai nanya terus ke 3 bidannya,"Emang harus bukaan 10 ya baru bisa dikeluarin?" xixi.. Miring ke kiri dan cukup dengan 2-3 kali 'push', dedek lahir ke dunia. Alhamdulillaah! Welcome baby Z :*

Senangnyaaa... Tangisanmu begitu keras memenuhi ruangan sekitar 3x4 meter persegi itu. Segera setelah kau lahir, bidan sigap membersihkan rahim Ummi. Dan kau, diangkat mendekati Ummi (belum dibersihkan) dan kita lanjut Inisiasi Menyusui Dini. Melihat lekat wajahmu, memeluk tubuh kecilmu adalah sebuah kesyukuran tersendiri karena Ummi tidak perlu mendapat perlakuan induksi yang menyakitkan. Tepatnya menyarukan rasa sakit melahirkan yang sebenarnya. Proses kelahiranmu saat ini, benar-benar bisa Ummi nikmati dan ikuti sepenuh hati. Tanpa kekhawatiran lebay. 

Kenapa lebay? Karena Ummi 'sedikit' trauma akan sakit saat melahirkan. Betapa tidak, saat kelahiran pertama itu, Ummi mungkin belum menyiapkan bekal yang cukup dan memang selalu terbayang kengerian akan bertemu dokter (penyakit lama : takut dokter hadeeh..) Ummi harus mengalami induksi 3 kali (2 kali pil, 1 kali infus) dengan kondisi yang memprihatinkan hehe... *tuh kan lebay* Ingat banget dulu sebagian tubuh Ummi sempat ba-al, mati rasa dan suami tersayang -Eko Fitrianto- ;b tampak begitu khawatir dan berair mata demi melihat istrinya seperti mau........ ah sudahlah... Pengalaman itu benar-benar membekas dan Ummi memang berazzam ingin memperbaiki ilmu dan teknis melahirkan agar pada pengalaman selanjutnya, bisa merasakan lahiran dengan lebih enjoy dan tanpa trauma. Bersyukur Allah berikan kesempatan itu, saat melahirkanmu, putra kedua :))

Beberapa saat setelah IMD kami diberitahu bahwa kau lahir dengan berat 3 kg dan panjang 49cm, beda sedikit dengan kakakmu -Tsaqif- yang lahir 3,1 kg dan panjang 52cm. Tidak apa. Itu bagus. Periksa organ tubuh oke. Ummi terus mengucap syukur.

Bidan Iis, (koordinator) bidan yag menangani kelahiranmu ternyata menerapkan 'lotus birth' yaitu penundaan pemotongan tali pusar. Memang dalam praktiknya, hal ini masih mengandung kontroversi. Karena sebelumnya Ummi sudah banyak baca dan cukup setuju, Ummi membolehkan lotus birth untukmu. Tetapi, kami tidak menunda hingga pusarmu copot sendiri. Hanya 10 jam saja : dari 06:00 s.d. 16:00, sesaat sebelum kita pulang ke rumah.



Huff...
Muhammad Zhafran Adaby, semoga kau menjadi anak yang beruntung dan berakhlak baik. Beruntung karena bisa menjalani hari-hari kehidupanmu lebih baik dari waktu ke waktu. Menjadi anak yang sholih dan sehat. Allaahumma aamiin.

Barokallaah atas setahun usiamu, nak :*

~
Tulisan itu harusnya diposting pada setahun usia Zhafran. Sayang emaknya 
lupa, hehe..



Saat ini hampir jelang 2 tahun kebersamaan kita. Masya Allah... Makin banyak polahnya. Yang khas adalah tangisnya : khas sinetron, berirama ha ha... Tidak seperti mas Tsaqif yang mudah dibujuk kalo menangis, Zhafran lebih kekeuh. Bicara sampe sekarang masih babling seputaran 'yaaa' 'maaa' 'naaa' dengan beragam nada. Lebih suka ndorong-ndorong mobilan daripada dinaikin, xixi... Suka air very much! *main air maksudnya...-_-* itu sih, anak kecil pada suka kaliiii..hehe... Trus, apalagi yaa... Sudah bisa ikut gerakan dan ngerecokin ortunya sholat, tapi bagian sujud selalu saja khas: tengkurep he he.. Kalo lagi main kadang suka nyanyi-nyanyi sendiri gak jelas gitu, pas ketauan: nyengir xD Kadang kompak, lebih sering berantem sama mamasnya, tapi Zhafran lebih kuat psikisnya alias gak takut kalo ditakut-takutin mamas atau anak kecil seumuran, dia akan tetap bertahan malah dengan cool-nya, malah yang nggangguin yang nangis ha ha... Oia.. Zhafran lebih lama bisa lancar berjalan ketimbang Tsaqif, tetapi sebenarnya tanda mulai berjalan sama, hanya melancarkannya saja butuh waktu lama: Z baru lancar dan pede jalan sendiri ketika menginjak usia 15 bulan. Gpp ya dek... Jalani prosesmu sendiri :)

Zhafran akan dipanggil 'abang' aja. Untuk jaga-jaga kalo ntar punya adik lagi #halah #apasihhhh


Ide Permainan Anak (1)

Bergabung dengan grup sosial beranggotakan ibu-ibu memang mengasyikkan. Banyak hal yang bisa didiskusikan atau dibagikan. Misalnya pengalaman hamil, melahirkan, mengasuh anak, menangani anak ketika sakit, dan sebagainya. Atau berbagi resep masakan, tips perawatan wajah / tubuh, bahkan berjualan :)


Salah satu yang pernah saya dapatkan adalah ide permainan anaknya. Nih..saya copaskan :-D

Ide permainan bagi bayi & anak sesuai umur.. Silakan disimpan di notes/email bagi yg tertarik.. Takutnya tenggelam di tengah badai chat grup ini, hehe..

Ide permainan utk bayi: 
http://www.funathomewithkids.com/2013/09/the-ultimate-list-of-baby-play-ideas.html?m=1

Utk anak 1-2 tahun: http://www.learning4kids.net/category/1-2years/#

2-3 tahun: http://www.learning4kids.net/category/2-3years/

3-4 tahun: http://www.learning4kids.net/category/3-4years/

4-5 tahun: http://www.learning4kids.net/category/4-5years/

5 tahun ke atas: http://www.learning4kids.net/category/over-5-years/


Itu di atas cuma sedikit sih..hehe.. Berhubung saya sudah beberapa hari belum setor tulisan, jadi dibagi yang ada aja deh :b 
Lain kali disambung.... Caooooo...

Senin, 15 Juni 2015

Temu Semu

Aku sedang
Berdialog dengannya
Mungkin tidak langsung dan bahkan
Mungkin dia tidak tahu bahwa
Aku sedang berdialog dengannya
Ya
Dialog dua hati
Komunikasi yang tanpa saling. Saling tau atau saling menyadari
Obrolan yang bisu
Tapi seolah seakan akan benar bertukarpikiran satu sama lain
Perbincangan yang tidak tepat juga jika dikatakan semu
Karena hai
Ini sungguh benar ada
Aku di sini
Dia entah dimana, tapi kutahu, dekat-dekat sini juga

Kuamati ia lewat tetulisannya
Kujenguk ia lewat tutur-tuturnya
Kutelisik ia lewat jaring jemaring sentuhan ujung indra
Kucari keberadaannya lewat karya
Kupanggil ia dengan cinta nan mesra

Kadang kami tak sengaja berselisih 
Tak sengaja berpapas
Kuyakin ia pun sadar 
Sebagaimana kusadar tapi kubiar

Setelah itu pun
Kami masih asik berdiskusi
Walau tak berhadapan
Walau tak bertatapan
Walau tak bersatumeja
Seakan benar
Benar-benar seakan akan
Sedang bersama

Sabtu, 13 Juni 2015

Rindu Pantai (Panjang)

Membayang di pelupuk mata
Hamparan luas pantai memanjang
Kuhirup udara pelan pelan
Kuresapi desahan angin yang membelai 
Damainya sampai ke hati
Alangkah menenangkan
Memandang jauh ke arah lautan
Betapa kecil diri
Maha Besar Allah yang mencipta sungguh sempurna

Jumat, 12 Juni 2015

Kesan dalam Bis Malam

Saya ingin menceritakan kenangan kejadian saat baru saja naik Marita jurusan Cianjur-Kampung Rambutan tadi malam. Seorang bapak di barisan tengah langsung berdiri untuk menawarkan tempat duduk untuk saya yang masuk dari pintu  belakang. Karena ternyata masih ada kursi kosong di bagian  paling belakang, saya menolak tawaran bapak tersebut dan tersenyum seraya mengucapkan terimakasih.

Dalam hati,"Wah.. Di zaman yang penuh egoisme seperti saat ini, ternyata masih ada (banyak juga kali..) yang dengan refleks dan lapang dada memberikan hak duduknya kepada orang lain yang sama sekali tidak dikenalnya." Saya terkesan dan bersyukur. Alhamdulillaah.. Bentangan harapan akan masyarakat yang lebih baik masih ada. Walau mungkin baranya tidak banyak, tetapi pada lingkup ruang dan waktu tertentu, rasanya lumayan cukup.
Hati saya kembali bermonolog,"Padahal beliau sudah tua. Juga tampak lelah dalam sekilas pandang. Malah beliau memang pantas mendapat bagian duduk daripada kamu, Nel. Berdiri di bis kecil ini di sepanjang jalan tol Ciawi-Rambutan mah masih kuatlah. Tadi kan di ruang pertemuan, duduk terus. Itung-itung ganti posisi he he.." Saya jadi memperhatikan bapak itu. Kebetulan sepertinya supir lupa memadamkan lampu dalam bis, jadi saya masih bisa mengamati. Ya sengaja gak sengaja juga sih, kan sesekali sambil ngetik ini catatan :b Masya Allah, mulut beliau komat kamit, dugaan saya sih beliau berdzikir.

Sampai  Citeureup, beliau turun. Habis cerita? He. Iya. Tapi hikmahnya masih terasa. Kembali, dalam kesempatan perjalanan kerja, saya mendapat banyak nasihat tak langsung dari orang-orang di sekitar saya, baik yang saya kenal maupun tidak.

Saya tidak bisa membalas kebaikan bapak itu saat ini. Kalo ditanya," "kira-kira masih ingat gak mukanya?" Pasti saya jawab,"Nggak :b" Saya yakin, Allah yang akan memberikan balasan kebaikan kepada beliau. Mungkin lewat orang lain, mungkin bukan tertuju pada beliau langsung -bisa jadi malah 'bertuah' pada keluarganya; anak atau istrinya- Wallahu a'lam.

Demikian juga halnya dengan kemudahan atau kebahagiaan yang kita rasakan saat ini. Bisa jadi ini bukan karena kita 'beruntung'. Siapa tahu ini berkah dari kebaikan orang tua kita. Atau karena amal-amal kecil yang kita anggap remeh  seperti memberi receh pada peminta-minta, berbagi makanan dengan teman yang lapar, dan sebagainya. He he. Yang jangan sampai dilupa pastinya, itu adalah karunia dari Allah. Jangan lupa bersyukur, mengucap Alhamdulillaah.

Keburukan, katanya menular. Sama juga dengan kebaikan. Ia menular. Itu salah satu sebab mengapa kita disarankan menjaga hubungan baik dengan teman yang sholih. Harapannya, kita tertular baik dan sholih. Baru melihat atau mendengar kabar kebaikan saja kita sudah turut senang. Apalagi jika benar-benar merasakan.
Saya jadi teringat film yang berjudul PAY IT FORWARD. Intinya, mengangkat kisah seorang anak yang mempunyai ide untuk menduplikasi kebaikan dengan cara mengajak masyarakat melakukan suatu gerakan : jika mendapat kebaikan dari seseorang, maka balaskan kebaikan tersebut dengan berbuat baik juga kepada orang lain. Ternyata ide itu berdampak besar. Misalnya, bullying yang marak terjadi di sekolah berkurang, kesenjangan hubungan sosial di lingkungannya beranjak menipis, dan sebagainya.


Saya pun bertekad, akan meneruskan kebaikan bapak tadi kepada orang lain yang saya temui. Semoga, itu tidak hanya bertahan instan :)


::kalo bisa tanpa judul, ini gak saya kasih judul deh.. 

Kamis, 11 Juni 2015

DUKA ANGELINE (?)

Hati siapa yang tidak turut berduka menyimak cerita kronologis mengenai kematian Angeline. Saya sendiri sebenarnya, awalnya tidak terlalu tertarik dengan berita yang sedang hangat dibicarakan itu. Tepatnya kemarin, saya melihat link berita mengenai Angeline. Itu pun masih belum terlalu tertarik untuk meng-klik. Sampai pada judul 'Angeline ditemukan terkubur di bawah kandang ayam rumahnya', saya akhirnya tergugah untuk membuka dan membaca isi berita pada link internet tersebut.

Sungguh mengenaskan, menyedihkan, menyeramkan, prihatin, dan perih membayangkan apa yang harus dihadapi Angeline semasa ia hidup. Yang menurut orang-orang sekitarnya dalam berita tersebut, Angeline sering diperlakukan kasar, tidak diberikan makanan dan dunia bermain yang layak bagi anak seusianya, di'pekerja'kan paksa untuk rutin memelihara ternak ibu angkatnya, dan sebagainya. Bocah delapan tahun itu -harusnya- masih patut mendapatkan belaian kasih sayang penuh dari orang tua dan anggota keluarga lainnya, walaupun bukan dalam hubungan sedarah-sekandung. Sambil menahan air mata, saya membayangkan masa sulit, tangis dan ketabahan Angeline kecil menikmati hidupnya. Ya Allah..

Setiba di rumah malam tadi, dalam tayangan berita di berbagai stasiun televisi, ternyata juga banyak yang membahas mengenai kasus Angeline. Saya ingat, saat saya bersama dua orang teman -entah kok tiba-tiba- membicarakan Angeline dan ketika seusai maghrib, seorang teman berkata,"Itu lho dua menteri sampai datang langsung ke rumahnya Angeline" dan saya menanggapi dengan,"Lebay banget..giliran kasus kayak gini.masa sampai dua menteri turun tangan langsung.. Pake kunjungan resmi? Kayak kita gak tau aja gimana ribetnya ngurus hal kayak gitu, mesti. Riweuh deh..". "Pencitraan juga kali", teman lainnya turut menanggapi. "Hm.. Padahal kan kasus kayak begitu dari dulu juga udah ada, dan mungkin banyak terjadi di luar daerah lain... Masalah anak-anak ditelantarkan, dianiaya, disiksa, dipaksa kerja, dilecehkan... Kenapa pas kasus Angeline langsung turun ke TKP. Setau sy Menteri Pemberdayaan Perempuan ya uang ke sana?", saya melanjutkan dengan emosi sambil bersungut-sungut. "iya, menteri itu, yang satunya lagi siapa ya Nel, duh lupa saya.. Menteri apa ya?" "Ya gak tau....."

Tanggapan itu, kemudian saya sesali. Setelah saya kemudian gugling dan membaca beberapa info terkait, memang terdapat isi berita yang menyatakan bahwa ada dua menteri yang sidak langsung ke rumah Angeline, ia.itu: menteri.pemberdayaan perempuan dan menteri badan kepegawaian negara. Tetapi....mereka langsung sidak itu karena memang kebetulan sedang ada kegiatan di Bali. Hiks...nyesel gueh..udah ngomong yang nggak-nggak tentang mereka. MAKANYA cari tau baik-baik suatu informasi sebelum emosi negatif terlanjur menguasai *tears*

Balik lagi ke kasus Angeline.. Ya, mungkin di luar sana memang ada banyak kasus serupa atau sejenis. Walau itu juga saya pribadi kan gak punya data valid *hammer* *hammer*. Yang mengherankan memang mengapa selalu ada saja? Ya kaliii.. Bumi ini luas. Penduduknya berada di lokasi yang berbeda. Tiap manusia diberikan potensi menjadi baik dan jahat. Sunnatullah-nya begitu. Kan udah tau, sepanjang ada terang, ada juga kegelapan. Jado, wajar saja kalau banyak kasus yang sama di wilayah yang berbeda. Belum lagi jika dikaitkan dengan pelaporan, penyelidikan, dan penanganan masalah dari pihak yang berwenang. Tidak semua kasus bisa ditangani atau bahkan tidak semua kasus diketahui. Kemampuan dan sumberdayanya terbatas. Untuk saat ini, itu sih mungkin salah dua alasannya.

Nah, dengan menyimak kasus Angeline ini, kita diingatkan akan beberapa hal, diantaranya:
1.       Pentingnya kasih sayang orang tua, keluarga dan masyarakat sekitar dalam perkembangan psikologi dan fisik anak. Angeline sering lesu dan tidak bersemangat saat berada di sekolah. Mungkin karena kelelahan karena pekerjaan rumah dan harus berjalan jauh dari rumah ke sekolahnya. Kalo dari foto-foto Angeline yang beredar di dunia maya, ia terlihat bahagia. Kita tidak tahu sejak kapan Angeline mendapat perlakuan tidak mengenakkan. Hasil otopsi juga sudah dirilis : bahwa Angeline mengalami kekerasan fisik diantaranya dijerat lehernya, dipukul kepalanya, disundut rokok dan dilecehkan. Geram dengan orang tua atau ‘orang sekitar terduga yang terlibat’ wajar saja. Tetapi, tidak baik juga jika kita ikut-ikutan menjudge mereka sebelum jelas putusan di pengadilan atau sebelum jelas semua masalahnya.

2.       Pentingnya hubungan bertetangga. Bukan hanya sekedar tau nama, tetapi juga berkenalan baik tentang sifat, sikap, kebiasaan, dan hal lainnya. Kita semua tahu bahwa hal tersebut jelas menjadi penting, karena bagaimanapun juga, tetangga adalah orang terdekat kita, secara jarak fisik paling tidak. Kemudian, hubungan yang baik antar tetangga juga akan membawa dampak positif diantaranya tidak segan menasihati. Kita paham tabiat tetangga kita, dan it menjadi paham untuk memilih kapan waktu yang tepat untuk memberi nasihat atau sekedar  menanyakan sesuatu hal yang penting. Tidak cuek saja melihat tetangganya bermasalah. Dalam kasus Angeline, dikabarkan bahwa tetangganya sering mendengar makian atau mendapati Angeline 'terluka'. Mungkin mereka pernah menegur, tapi mundur karena balik dimarahi yang ditegur. Atau mereka terhalang tembok dan pintu besar sehingga enggan respon dengan hal yang pribadi –urusan rumah tangga-

3.       Perlunya pembinaan sosial tentang kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat secara berkala. Rasa-rasanya kok memang sudah banyak kearifan lokal seperti rembug desa, pertemuan berkala di kelurahan, ngider ke tetangga, atau sejenisnya yang pudar, sukses dilibas budaya loe loe gue gue, individualis. Saya sendiri mungkin termasuk yang mulai tergerus menjadi individual (hiks!). Pagi kerja, sore pulang, sudah lelah kalo mau keliling-keliling. Paling, sembari sebentar menemani anak-anak bermain di luar rumah bertemu dan bertukar sapa dengan anak-anak lain atau ibu-ibu/bapak-bapak yang kebetulan lewat. Selang beberapa rumah memang ada basecamp ibu-ibu yang kebanyakan sih mengisi aktivitas dengan ber-go-sip. Kok tau? Yak arena beberapa kali ke sana ya memang begitu. Tambah capek deeeeh… Akhirnya lebih banyak di dalam rumah saja. Ada sih arisan RT, yang itu pun hanya diikuti segelintir ibu-ibu yang ya itu itu lagi. Sepengamatan saya, yang tidak pernah ikutan kegiatan RT, ya tidak ikut juga kegiatan apapun yang diadakan RT atau undangan personal dalam rangka semisal syukuran atau pengajian. Eh jadi curhat…’berarti kamu perlu dibina juga, Nel’ Tapi eh tapi sebenarnya gak alasan juga yaaa… pembinaan kan bisa beragam bentuknya. Tidak harus diadakan lingkup RT atau RW, tapi bisa lewat event yang diadakan suatu lembaga, melihat tayangan televise yang relevan, dan sebagainya. Hanya saja, rasanya akan berbeda sih… Di dalam keluarga sendiri, perlu jadwal internal yang ya diatur/disepakati sendiri oleh keluarga tersebut untuk mempererat dan menambah kecintaan antar anggota keluarga, misal dengan menggiatkan shalat berjama’ah (jika tidak memungkinkan di semua waktu, paling tidak di waktu yang semua anggota keluarga bisa berkumpul misalnya waktu maghrib/isya), tilawah bersama, membahas suatu masalah dan mencari solusi bersama dalam suasana santai, dan sebagainya. Anak-anak akan terbiasa diajak berdiskusi dan mengikuti alur untuk berpikir menyelesaikan masalah. Selain itu juga menyenangkan karena semua anggota keluarga terlibat.

Apa lagi hayo…

Duka Angeline adalah duka kita. Kita yang tidak merasakan langsung apa yang dialami Angeline saja, sudah demikian ngeri. Apalagi Angeline? Duka Angeline adalah juga duka anak-anak di luar sana yang juga mungkin ada yang merasakan kesedihan akan kepayahan dan ujian berat dalam hidupnya yang belum lama.

Banyak yang berpendapat bahwa seorang anak yang memiliki pengalaman buruk semasa kecil, akan berkembang menjadi anak yang tidak baik atau semacam itu. Tetapi, menurut saya, dalam usia belia mereka, masih ada kesempatan untuk menjadi baik, tergantung pada ketahanan, keteguhan, kemauan, dan kekuatan si anak sendiri. Ada juga kok, yang masa kecil kurang bahagia tetapi ketika dewasa menjadi orang yang baik, sukses, dan penyayang. Dia mampu melalui ujian dalam hidupnya dengan baik, tidak menuruti dan meneruskan energi negatif yang biasa dia rasakan,  dan sabar dalam menghadapi ujian selanjutnya.

Saya berharap, kasus Angeline ini dapat terkuak dengan terang, para orang tua beserta masyarakat umum dapat mengambil hikmah dari peristiwa ini, dan anak-anak dapat menikmati masa mudanya dengan ceria.


Akhir yang gak nyambung….ya sudahlah..he he…


::semoga saya bisa menjadi orang tua yang tidak durhaka kepada anak-anak saya, menjadi istri yang ikhlas bagi suami saya, menjadi anak yang berbakti kepada orang tua saya. *sambil memeluk Tsaqif dan Zhafran*