Umumnya bayi memang suka bermain air.
Saya melihat banyak yang memperkenalkan renang kepada anaknya sejak bayi. Saya
pun begitu, tetapi bukan hanya karena ikut-ikutan ‘trend renang bayi’ saja, melainkan
juga dalam rangka mewujudkan nasihat Rasulullah agar para orang tua mengajari
anak-anaknya berenang, memanah, dan menunggang kuda. Saat ini anak saya, Tsaqif
(15 bulan), masih bayi. Maka yang paling memungkinkan tentu pada pilihan
pertama: berenang J
Ketika berusia ± 6 bulan, sebenarnya
saya sudah menyediakan kolam kecil dan neckring
untuk Tsaqif agar bisa berenang di rumah. Tetapi, karena alasan ‘penghematan
air’ maka saya hentikan. He... Akhirnya saya dan suami memutuskan mengajak
Tsaqif ke kolam renang umum saja.
Bahagia rasanya mengetahui Tsaqif suka
diajak ke kolam renang. Pertama sih, Tsaqif melihat-lihat sekeliling (mungkin
dia bertanya dalam hati,’tempat apa ini?’). Kemudian abinya mencelup-celupkan
kaki Tsaqif ke dalam kolam. Karena tampak responnya positif, tidak takut, maka dilanjutkan
dengan bermain balon apung, berjalan-jalan di kolam, latihan ‘berenang’.
Menurut info di media cetak maupun pernyataan dokter,
aktivitas berenang sangat bermanfaat bagi bayi.
a)
Melatih perkembangan sensorik dan motorik
Awal
dilepaskan menginjak lantai kolam, Tsaqif gamang walau dipegang. Tetapi,
kemudian dia berhasil beradaptasi. Ini menunjukkan bahwa bukan hanya badannya
yang bergerak, tetapi otaknya pun berpikir untuk menyeimbangkan badannya.
b)
Meningkatkan rasa percaya diri
Ada
kasus bayi yang diajak ke kolam renang, malah takut dan tidak mau lepas dari
orang tuanya. Alhamdulillah, sejak pertama saya ajak ke kolam renang, Tsaqif sangat
menikmati. Selain itu, di kolam renang Tsaqif bisa bermain dengan anak-anak
lain. Tentu ini bagus bagi jiwanya. Keriangan, membawa efek psikologis positif
untuk anak.
c)
Mempererat ikatan (bonding) anak dan orang tua
Interaksi
selama bermain di kolam renang secara langsung membentuk ikatan fisik dan
emosional antara anak dan orang tua.
Tetapi, kita harus memahami bahwa tiap
anak berbeda-beda pola adaptasinya terhadap lingkungan. Walaupun sudah lama berkeinginan
mengajak Tsaqif ke kolam renang umum, saya memilih untuk mempersiapkan fisik
dan mentalnya terlebih dahulu. Saya berharap, bisa terus membimbing Tsaqif
menikmati masa pertumbuhannya sembari memperkenalkan apa yang Rasulullah
pesankan kepada kita para orang tua, “ajarilah anak-anakmu renang, memanah, dan
menunggang kuda” J