nellysapta

nellysapta
kering berseri (rimbo pengadang-lebong-bengkulu 2014)

Sabtu, 25 Juli 2015

Kontemplasi Ramadhan

Tiap insan beriman tentu
Berharap penuh akan jumpa Ramadhan
Kali ini
Kau pun begitu bukan, kawan?

Sudah berapa kali Ramadhan
kita lalui dengan sepenuh sadar?
Mungkin kala usia kita berada dalam kisaran
lima enam tujuh delapan sembilan sepuluh tahun? 
Atau baru beberapa tahun lalu?

Apakah yang kita ingat dari Ramadhan?
Apakah ia berupa makanan rupa-rupa?
Minuman beraneka?
Baju baru dengan blinkblink dan berbungabunga?
Iklan sirop, obat maag, odol, semakin gencar?
Mercon? Kembang api?
Shalat tarawih yang ramai di hari-hari pertama puasa?
Kentongan bertalu atau gebukan ember yang rutin membangunkan sahur?
Acara televisi merambah ke religi?
Harga bahan pokok semakin melangit?
Atau sekedar ingat bahwa harus melewati sebulan dengan lapar dan haus saja?

Ramadhan,
Ramadhan ini, apakah memuaskan? 
Berapa banyak checklist yang tertunaikan? 
Adakah ia lebih baik?


----

Potongan puisi itu gak kelar-kelar -_-"
Ya sudah diposting saja, hehe.. 

Ruh Ramadhan,
Kesejukannya semoga terus menyertai langkah kita ke depan. Yakin usaha sampai, in sya Allah :)


Selamat Hari Raya 'Idul Fitri 1436H, all ^^

Doa Rasulullah menjelang akhir Bulan Suci Ramadhan :
للَّهُمَّ لاَ تَجْعَلْهُ آخِرَ الْعَهْدِ مِنْ صِيَامِنَا إِيَّاهُ، فَإِنْ جَعَلْتَهُ فَاجْعَلْنِيْ مَرْحُوْمًا وَ لاَ تَجْعَلْنِيْ مَحْرُوْمًا

Ya Allah, janganlah Engkau jadikan bulan Ramadhan ini sebagai Bulan Ramadhan terakhir dalam hidup kami. Jika Engkau menjadikannya sebagai Ramadhan terakhir kami, maka jadikanlah kami sebagai orang yang Engkau sayangi...

Ya Rahman, terimalah  seluruh amal ibadah kami di Bulan Ramadhan ini...

Ya Wasi'al Magfirah, ampunilah seluruh dosa-dosa kami, dosa ibu bapak kami dan dosa orang-orang yang kami cintai dan sayangi karena Allah...

Ya Mujiib, kabulkanlah seluruh doa-doa kami...                                                      
"Taqabballohuminna wa minkum, Shiyamana wa shiyamakum, Kullu 'aammin wa antum bi khoiir"

~Eko, Nelly, Tsaqif, Zhafran~

Selamat Hari Raya 'Iedul Fitri, 1 Syawal 1436 Hijrah


Rabu, 01 Juli 2015

Tsaqif Mogok Sekolah

“Tsaqif, bangun yuk..kan hari ini masuk sekolah”
“(nangis) Abi manaa… Abiii…”
“Abi udah berangkat. Yuk, bangun..mandi ntar bareng Ummi ke sekolah yuk”
“Hoaaa…. Nggak mauuu.. sekolahnya libur. Nggak mau sekolaaaah…hoaaa….”
Tangisan anak sulung berlanjut. Terpaksalah emaknya ngegendong dan membawa dia turun.
Drama di atas, udah terjadi dari Senin minggu ini. Entah kenapa, sulung saya (3y6m) nggak mau ke sekolah (baca: daycare). Udah dibujuk lembut nggak mau, dirayu nggak mau (apa bedanya ma mbujuk sih..hehe), dikerasin apalagi..tambah nggak mau… :b
Heran, kenapa yaa…
“Tsaqif, emang nggak kangen sama teman-temannya? Sama bu guru?”
“Nggak! Nggak mau sama temen-temen! Mau di rumah aja, sama dedeeek. Main sama dedeek.”
-_-“
Modus banget dah ini bayiiii…..hufff….


Ya sudah, seminggu ini agaknya meliburkan diri dia. Sampai kemarin pagi sebelum saya berangkat ke kantor dan lanjut dinas ke Aceh, jawabannya tetap sama, “Nggak mau sekolah hoaaa….” Lanjut dengan adegan lari dari rumah. Wkwk…mentang-mentang sekarang udah kuat buka gerbang heuuu….


Ternyata,
Hari ini pun, Abinya tidak berhasil membujuknya untuk ke sekolah…libur maning..libur maning…


Sms ke gurunya,”Bu, maaf Tsaqif nggak masuk sekolah dari Senin lalu, saya dan abinya belum berhasil membujuknya. Maaf, ada apa ya di sekolah.. Apa ada masalah?
Dijawab,”Coba dibujuk lagi mi, sayang kegiatan ramadhannya, khawatir nanti sulit kayak dari awal lagi. Berarti di rumah Tsaqif, bibinya megang 2 anak ya mi..nggak kewalahan ya…”

Lho…
Hiks. Saya belum bisa menggali masalah dari Tsaqifnya langsung. Lha anaknya belum terlalu nyambung kalo ditanya-tanya.. Ujung-ujungnya malah nyengir, dibecandain emaknya ni -_-

----

Akibat penasaran, saya browsing.
Rabu, 21 Mei 2008
Dok. NOVA
Bila si kecil tiba-tiba mogok pergi sekolah, jangan dulu marah. Bisa jadi dia punya alasan tertentu. Nah, kenali 9 alasan yang biasa menjadi penyebab si kecil malas pergi sekolah.
1. SAKIT 
Ini merupakan penyebab yang paling sering. Bila biasanya dia sangat bahagia pergi ke sekolah, tiba-tiba tanpa alasan yang jelas dia rewel dan inginnya selalu digendong atau menjadi tergantung pada orang tua. Bisa jadi karena dia sedang tak enak badan. Biarkan saja untuk sementara anak tak masuk sekolah. Begitu tuibuhnya sudah mulai enakan, perasaan si kecil pasti juga akan membaik dan ia pun akan kembali bersemangat masuk sekolah
2. TAKUT PADA PENGGANGGU 
Rasa takut pada temannya yang “jahat” umumnya terjadi pada anak yang sensitif. Anak seperti ini biasanya menjadi korban dari anak yang lebih dominan dan “kuat” di sekolahnya. Akibatnya, orang tua pun seringkali dibuat bertanya-tanya kenapa anaknya jadi ketakutan seperti itu. Terlebih bila anak jarang menceritakan pengalamannya yang terjadi di sekolah.
Coba bicaralah pada gurunya. Guru biasanya lebih mengatahui latar belakang kenapa anak didiknya tiba-tiba jadi agresif dan “nakal,” atau ketakutan. Bisa jadi, mereka punya masalah di keluarganya, entah karena kekacauan perkawinan orangtuanya atau kelahiran adik baru. Anak seringkali tidak mampu mengatasi hal-hal demikian, sehingga sebagai pelampiasannya dia melakukan pemukulan dan agresivitas di sekolahnya.
Anda sebaiknya juga membesarkan hati si kecil bahwa musuh yang kelihatan besar pun tidak sekuat yang diperlihatkannya. Selain itu, yang perlu dilakukan juga adalah mencoba mengatasi ketakutan dan kekhawatiran si kecil. Dengan demikian, ketakutannya akan mereda. Minta pula bantuan guru untuk mengatasi “pengganggu” dengan cara yang bijak.
3. PUTUSNYA PERSAHABATAN
Anak-anak biasanya akan merasa lebih baik jika berada dalam satu grup dengan teman-temannya. Mereka akan bermain, duduk dan makan siang bersama-sama, melakukan banyak hal bersama. Jadi, tak heran jika dalam banyak hal, mereka kelihatan tak bisa dipisahkan. Namun, “persahabatan” mereka ini tak selamanya langgeng. Ada kalanya, ada satu anak yang harus keluar dari grup tersebut. Si kecil yang ‘tersingkir” ini biasanya akan duduk sendirian di pojok, sementara teman-teman lainnya melakukan permainan lainnya tanpa mengikutsertakan dirinya. Tentu ini akan menyakitkan hati si kecil. Tak heran bila ia akhirnya tak lagi bersemangat pergi ke sekolah.
Sebagai orang tua, ada baiknya meminta bantuan guru di sekolah untuk membujuk si kecil agar mau kembali bersekolah. Gurulah yang bisa menjembatani kembali persahabatan si kecil dengan teman-teman sepermainannya kembali.
4. TAK MAU LEPAS DARI IBU 
Ini persoalan klasik yang sering terjadi dan kerap terjadi pada ibu yang tinggal di rumah ataupun bekerja di rumah. Lain halnya jika si ibu secara teratur pergi bekerja, si kecil akan segera menyadari bahwa permohonannya agar si ibu berada di rumah tidak berhasil. Jika si ibu di rumah, dia seringkali kalah dalam melawan “kemauan” anaknya ini. Si ibu tidak berhasil meyakinkan si kecil bahwa pergi ke sekolah adalah sesuatu yang menyenangkan. Si kecil tetap saja ingin selalu bersama ibunya.
Hanya konsistensilah yang dapat mengatasi hal ini. Jangan biarkan diri Anda dimanipulasi oleh si kecil, entah cuma sekali maupun untuk selanjutnya. Si kecil akan melakukan “strategi” baru begitu Anda membawanya kembali ke sekolah setelah beberapa hari “bolos.” Sebelum Anda merasa menjadi ibu yang kejam gara-gara si kecil selalu menangis begitu Anda tinggal pergi, Anda bisa minta bantuan suami atau kerabat untuk mengantar anak ke sekolah.
5. KEDATANGAN ADIK BAYI
Kala si adik datang, biasanya si kakak mendadak jadi berubah perangai, termasuk malas sekolah. Pasalnya, di rumah sedang ada adik baru yang selalu mendapat perhatian orang-orang serumah. Akhirnya, ia pun merasa dirinya dilupakan.
Coba beritahu gurunya. Guru bisa membantu meminta si kecil menceritakan pengalamannya tentang kedatangan si adik baru. Juga menceritakan apa saja yang telah dilakukan si kakak pada adik barunya. Sebagai kakak, dia akan merasa bangga mendapat perhatian dari banyak teman dan orang-orang di sekelilingnya atas peristiwa datangnya adik baru tersebut. Cara ini biasanya sangat berhasil dalam beberapa kasus. Anak jadi bangga dan bersemangat pergi sekolah, tempat dimana ia merasa menjadi “seseorang”.
6. MASIH TERLALU MUDA 
Walau si ibu dan guru tahu akan kesulitan yang bakal terjadi jika memasukkan anak terlalu muda ke sekolah, tapi kadang ada “kebutuhan” mendesak yang membuat anak harus masuk sekolah. Akibatnya, anak seperti “ditekan” harus menghadapi “masalah”. Anak-anak yang telalu muda masuk sekolah biasanya akan menjadikan gurunya sebagai pengganti ibunya. Tak heran bila ia menginginkan selalu dipangku oleh “ibu pengganti” ini dan selalu mengikuti ke mana pun si “ibu” ini pergi. Dia juga menuntut perhatian penuh dari gurunya. Akibat lain, ia masih takut dan akhirnya ogah pergi ke sekolah.
Jika memungkinkan dan pihak sekolah juga setuju, jangan memasukkan anak di awal tahun ajaran pada saat anak-anak lain juga baru masuk. Pada waktu itu, perhatian guru pasti akan berkurang pada anak kita. Masukkan anak ke sekolah setelah anak-anak lain sudah “mandiri” dan guru punya banyak waktu sebagai “ibu” bagi anak kita yang masih sangat tergantung ini.
7. TAK SUKA IBU GURU 
Bagaimanapun, kecocokan tidaklah dapat dipaksakan. Bisa saja si kecil tak merasa cocok dengan gurunya, atau sebaliknya, sang gurulah yang merasa tak cocok pada buah hati kita. Tentu saja, guru tak bakal menunjukkan sikapnya. Dia pasti akan membuat pendekatan dengan si kecil dan melakukan hal-hal yang pantas dan semestinya. Toh, bagaimanapun anak tak bisa dibohongi. Dia pasti akan merasakan “ketidaksukaan” gurunya, akibatnya dia pun menolak pendekatan dari gurunya dan malas ke sekolah.
Anda bisa mengatasinya dengan meminta pihak sekolah memasukkannya ke kelas lain. Jika ini tak memungkinkan, saatnya Anda harus mencarikan anak sekolah lain.
8. MERASA TAK MAMPU 
Entah karena gugup melakukan sesuatu atau karena kapasitas mentalnya yang belum cukup berkembang untuk menerima pembelajaran yang disodorkan padanya, anak akhirnya butuh waktu lebih lama dalam menangkap apa-apa yang diberikan guru. Akibatnya, bias-bisa ia menolak semua tugas yang diberikan padanya dan ujung-ujungnya menolak pergi ke sekolah juga.
Cobalah minta bantuan guru. Seorang guru yang mengetahui dengan persis apa yang terjadi (atau seorang guru yang bertindak sebagai seorang ibu), akan berusaha mengatasi situasi ini sampai anak mampu menerima pembelajaran yang diberikan padanya. Banyak cara yang bsia dilakukan agar anak merasa senang dan mempunyai rasa percaya diri untuk melakukan tugas-tugas lainnya.
9. BOSAN SEKOLAH 
Rasa bosan pada anak bisa terjadi karena banyak sebab, salah satunya karena tak ada yang menarik di sekolah. Sekolah juga turut berperan. Anak tidak cukup diberi pengalaman yang menarik. Misalnya, keterampilan menempel dan menggunting hanya dilakukan dengan kertas dan gunting, tanpa lem hanya karena pihak sekolah takut kotor. Permainan yang dilakukan juga hanya itu-itu saja. Bisa dibayangkan jika anak pun lama-lama akan bosan.
Orang tua sebaiknya teliti dalam mencarikan sekolah buat si kecil. Jangan terkecoh oleh program yang ditulis dalam brosur semata. Lebih baik lihat dengan mata sendiri bagaimana program yang mereka laksanakan. Tak ada salahnya meminta waktu agar anak bias mencoba selamam beberapa hari sekolah di tempat tersebut. Sekolah yang baik harus banyak melakukan permainan yang menyenangkan.

---
Agaknya, Tsaqif bosan sekolah. Saya harus mencari alternatif agar dia tidak bosan, baik di sekolah maupun di rumah. Mainan ada, tapi mungkin saya harus lebih banyak waktu berinteraksi langsung dengannya. Semoga bisa lebih berkualitas.

Demi hal itu, sebenarnya saya sudah menerapkan : pulang kantor – bawa anak ke atas (terkurung di kamar bersama saya) – main dll. Alasan lain adalah, karena saya menyadari bahwa selama saya tinggal bekerja di luar, pengasuh adiknya maupun mungkin kegiatannya di sekolah tidak terlalu ‘mendidik’, maka saya luangkan waktu setelah bekerja untuk bersama mereka. Just 3 of us. Kalo kebetulan Abinya pulang cepat, jadi 4 of us. Kita turun lagi kalo mau makan atau ada keperluan lain di bawah. Kasihan juga pengasuhnya kalo diabaikan mulu, ditinggal mulu..Etapi kayaknya beliaunya seneng-seneng aja sih, jadi bisa main di luar :b

Ya sudah,

Sepulang dari Aceh, saya dan suami harus segera mencari dan menjalankan solusi untuk ‘masalah’ ini. Mohon do’anya, gaes.