“Tsaqif, bangun yuk..kan hari ini
masuk sekolah”
“(nangis) Abi manaa… Abiii…”
“Abi udah berangkat. Yuk,
bangun..mandi ntar bareng Ummi ke sekolah yuk”
“Hoaaa…. Nggak mauuu.. sekolahnya
libur. Nggak mau sekolaaaah…hoaaa….”
Tangisan anak sulung berlanjut.
Terpaksalah emaknya ngegendong dan membawa dia turun.
Drama di atas, udah terjadi dari
Senin minggu ini. Entah kenapa, sulung saya (3y6m) nggak mau ke sekolah (baca:
daycare). Udah dibujuk lembut nggak mau, dirayu nggak mau (apa bedanya ma mbujuk sih..hehe), dikerasin apalagi..tambah nggak
mau… :b
Heran, kenapa yaa…
“Tsaqif, emang nggak kangen sama
teman-temannya? Sama bu guru?”
“Nggak! Nggak mau sama
temen-temen! Mau di rumah aja, sama dedeeek. Main sama dedeek.”
-_-“
Modus banget dah ini bayiiii…..hufff….
Ya sudah, seminggu ini agaknya
meliburkan diri dia. Sampai kemarin pagi sebelum saya berangkat ke kantor dan
lanjut dinas ke Aceh, jawabannya tetap sama, “Nggak mau sekolah hoaaa….” Lanjut
dengan adegan lari dari rumah. Wkwk…mentang-mentang
sekarang udah kuat buka gerbang heuuu….
Ternyata,
Hari ini pun, Abinya tidak
berhasil membujuknya untuk ke sekolah…libur maning..libur maning…
Sms ke gurunya,”Bu, maaf Tsaqif
nggak masuk sekolah dari Senin lalu, saya dan abinya belum berhasil
membujuknya. Maaf, ada apa ya di sekolah.. Apa ada masalah?”
Dijawab,”Coba dibujuk lagi mi, sayang
kegiatan ramadhannya, khawatir nanti sulit kayak dari awal lagi. Berarti di
rumah Tsaqif, bibinya megang 2 anak ya mi..nggak kewalahan ya…”
Lho…
Hiks. Saya belum bisa menggali
masalah dari Tsaqifnya langsung. Lha anaknya belum terlalu nyambung kalo
ditanya-tanya.. Ujung-ujungnya malah nyengir, dibecandain emaknya ni -_-
----
Akibat penasaran, saya browsing.
Rabu, 21 Mei 2008
Dok. NOVA
Bila si kecil tiba-tiba mogok
pergi sekolah, jangan dulu marah. Bisa jadi dia punya alasan tertentu. Nah,
kenali 9 alasan yang biasa menjadi penyebab si kecil malas pergi sekolah.
1.
SAKIT
Ini
merupakan penyebab yang paling sering. Bila biasanya dia sangat bahagia pergi
ke sekolah, tiba-tiba tanpa alasan yang jelas dia rewel dan inginnya selalu
digendong atau menjadi tergantung pada orang tua. Bisa jadi karena dia sedang
tak enak badan. Biarkan saja untuk sementara anak tak masuk sekolah. Begitu
tuibuhnya sudah mulai enakan, perasaan si kecil pasti juga akan membaik dan ia
pun akan kembali bersemangat masuk sekolah
2.
TAKUT PADA PENGGANGGU
Rasa
takut pada temannya yang “jahat” umumnya terjadi pada anak yang sensitif. Anak
seperti ini biasanya menjadi korban dari anak yang lebih dominan dan “kuat” di
sekolahnya. Akibatnya, orang tua pun seringkali dibuat bertanya-tanya kenapa
anaknya jadi ketakutan seperti itu. Terlebih bila anak jarang menceritakan
pengalamannya yang terjadi di sekolah.
Coba bicaralah pada gurunya.
Guru biasanya lebih mengatahui latar belakang kenapa anak didiknya tiba-tiba
jadi agresif dan “nakal,” atau ketakutan. Bisa jadi, mereka punya masalah di
keluarganya, entah karena kekacauan perkawinan orangtuanya atau kelahiran adik
baru. Anak seringkali tidak mampu mengatasi hal-hal demikian, sehingga sebagai
pelampiasannya dia melakukan pemukulan dan agresivitas di sekolahnya.
Anda
sebaiknya juga membesarkan hati si kecil bahwa musuh yang kelihatan besar pun
tidak sekuat yang diperlihatkannya. Selain itu, yang perlu dilakukan juga
adalah mencoba mengatasi ketakutan dan kekhawatiran si kecil. Dengan demikian,
ketakutannya akan mereda. Minta pula bantuan guru untuk mengatasi “pengganggu”
dengan cara yang bijak.
3. PUTUSNYA PERSAHABATAN
Anak-anak
biasanya akan merasa lebih baik jika berada dalam satu grup dengan
teman-temannya. Mereka akan bermain, duduk dan makan siang bersama-sama,
melakukan banyak hal bersama. Jadi, tak heran jika dalam banyak hal, mereka
kelihatan tak bisa dipisahkan. Namun, “persahabatan” mereka ini tak selamanya
langgeng. Ada kalanya, ada satu anak yang harus keluar dari grup tersebut. Si
kecil yang ‘tersingkir” ini biasanya akan duduk sendirian di pojok, sementara
teman-teman lainnya melakukan permainan lainnya tanpa mengikutsertakan dirinya.
Tentu ini akan menyakitkan hati si kecil. Tak heran bila ia akhirnya tak lagi
bersemangat pergi ke sekolah.
Sebagai
orang tua, ada baiknya meminta bantuan guru di sekolah untuk membujuk si kecil
agar mau kembali bersekolah. Gurulah yang bisa menjembatani kembali
persahabatan si kecil dengan teman-teman sepermainannya kembali.
4.
TAK MAU LEPAS DARI IBU
Ini
persoalan klasik yang sering terjadi dan kerap terjadi pada ibu yang tinggal di
rumah ataupun bekerja di rumah. Lain halnya jika si ibu secara teratur pergi
bekerja, si kecil akan segera menyadari bahwa permohonannya agar si ibu berada
di rumah tidak berhasil. Jika si ibu di rumah, dia seringkali kalah dalam
melawan “kemauan” anaknya ini. Si ibu tidak berhasil meyakinkan si kecil bahwa
pergi ke sekolah adalah sesuatu yang menyenangkan. Si kecil tetap saja ingin
selalu bersama ibunya.
Hanya
konsistensilah yang dapat mengatasi hal ini. Jangan biarkan diri Anda
dimanipulasi oleh si kecil, entah cuma sekali maupun untuk selanjutnya. Si
kecil akan melakukan “strategi” baru begitu Anda membawanya kembali ke sekolah
setelah beberapa hari “bolos.” Sebelum Anda merasa menjadi ibu yang kejam
gara-gara si kecil selalu menangis begitu Anda tinggal pergi, Anda bisa minta
bantuan suami atau kerabat untuk mengantar anak ke sekolah.
5.
KEDATANGAN ADIK BAYI
Kala
si adik datang, biasanya si kakak mendadak jadi berubah perangai, termasuk
malas sekolah. Pasalnya, di rumah sedang ada adik baru yang selalu mendapat
perhatian orang-orang serumah. Akhirnya, ia pun merasa dirinya dilupakan.
Coba
beritahu gurunya. Guru bisa membantu meminta si kecil menceritakan
pengalamannya tentang kedatangan si adik baru. Juga menceritakan apa saja yang
telah dilakukan si kakak pada adik barunya. Sebagai kakak, dia akan merasa
bangga mendapat perhatian dari banyak teman dan orang-orang di sekelilingnya
atas peristiwa datangnya adik baru tersebut. Cara ini biasanya sangat berhasil
dalam beberapa kasus. Anak jadi bangga dan bersemangat pergi sekolah, tempat
dimana ia merasa menjadi “seseorang”.
6.
MASIH TERLALU MUDA
Walau
si ibu dan guru tahu akan kesulitan yang bakal terjadi jika memasukkan anak
terlalu muda ke sekolah, tapi kadang ada “kebutuhan” mendesak yang membuat anak
harus masuk sekolah. Akibatnya, anak seperti “ditekan” harus menghadapi
“masalah”. Anak-anak yang telalu muda masuk sekolah biasanya akan menjadikan
gurunya sebagai pengganti ibunya. Tak heran bila ia menginginkan selalu
dipangku oleh “ibu pengganti” ini dan selalu mengikuti ke mana pun si “ibu” ini
pergi. Dia juga menuntut perhatian penuh dari gurunya. Akibat lain, ia masih
takut dan akhirnya ogah pergi ke sekolah.
Jika
memungkinkan dan pihak sekolah juga setuju, jangan memasukkan anak di awal
tahun ajaran pada saat anak-anak lain juga baru masuk. Pada waktu itu, perhatian
guru pasti akan berkurang pada anak kita. Masukkan anak ke sekolah setelah
anak-anak lain sudah “mandiri” dan guru punya banyak waktu sebagai “ibu” bagi
anak kita yang masih sangat tergantung ini.
7.
TAK SUKA IBU GURU
Bagaimanapun,
kecocokan tidaklah dapat dipaksakan. Bisa saja si kecil tak merasa cocok dengan
gurunya, atau sebaliknya, sang gurulah yang merasa tak cocok pada buah hati
kita. Tentu saja, guru tak bakal menunjukkan sikapnya. Dia pasti akan membuat
pendekatan dengan si kecil dan melakukan hal-hal yang pantas dan semestinya.
Toh, bagaimanapun anak tak bisa dibohongi. Dia pasti akan merasakan
“ketidaksukaan” gurunya, akibatnya dia pun menolak pendekatan dari gurunya dan
malas ke sekolah.
Anda
bisa mengatasinya dengan meminta pihak sekolah memasukkannya ke kelas lain.
Jika ini tak memungkinkan, saatnya Anda harus mencarikan anak sekolah lain.
8.
MERASA TAK MAMPU
Entah
karena gugup melakukan sesuatu atau karena kapasitas mentalnya yang belum cukup
berkembang untuk menerima pembelajaran yang disodorkan padanya, anak akhirnya
butuh waktu lebih lama dalam menangkap apa-apa yang diberikan guru. Akibatnya,
bias-bisa ia menolak semua tugas yang diberikan padanya dan ujung-ujungnya
menolak pergi ke sekolah juga.
Cobalah minta bantuan guru.
Seorang guru yang mengetahui dengan persis apa yang terjadi (atau seorang guru
yang bertindak sebagai seorang ibu), akan berusaha mengatasi situasi ini sampai
anak mampu menerima pembelajaran yang diberikan padanya. Banyak cara yang bsia
dilakukan agar anak merasa senang dan mempunyai rasa percaya diri untuk
melakukan tugas-tugas lainnya.
9.
BOSAN SEKOLAH
Rasa
bosan pada anak bisa terjadi karena banyak sebab, salah satunya karena tak ada
yang menarik di sekolah. Sekolah juga turut berperan. Anak tidak cukup diberi
pengalaman yang menarik. Misalnya, keterampilan menempel dan menggunting hanya
dilakukan dengan kertas dan gunting, tanpa lem hanya karena pihak sekolah takut
kotor. Permainan yang dilakukan juga hanya itu-itu saja. Bisa dibayangkan jika
anak pun lama-lama akan bosan.
Orang tua sebaiknya teliti
dalam mencarikan sekolah buat si kecil. Jangan terkecoh oleh program yang
ditulis dalam brosur semata. Lebih baik lihat dengan mata sendiri bagaimana
program yang mereka laksanakan. Tak ada salahnya meminta waktu agar anak bias
mencoba selamam beberapa hari sekolah di tempat tersebut. Sekolah yang baik
harus banyak melakukan permainan yang menyenangkan.
---
Agaknya, Tsaqif bosan sekolah.
Saya harus mencari alternatif agar dia tidak bosan, baik di sekolah maupun di
rumah. Mainan ada, tapi mungkin saya harus lebih banyak waktu berinteraksi
langsung dengannya. Semoga bisa lebih berkualitas.
Demi hal itu, sebenarnya saya
sudah menerapkan : pulang kantor – bawa anak ke atas (terkurung di kamar
bersama saya) – main dll. Alasan lain adalah, karena saya menyadari bahwa
selama saya tinggal bekerja di luar, pengasuh adiknya maupun mungkin
kegiatannya di sekolah tidak terlalu ‘mendidik’, maka saya luangkan waktu
setelah bekerja untuk bersama mereka. Just 3 of us. Kalo kebetulan Abinya
pulang cepat, jadi 4 of us. Kita turun lagi kalo mau makan atau ada keperluan
lain di bawah. Kasihan juga pengasuhnya kalo diabaikan mulu, ditinggal mulu..Etapi kayaknya beliaunya seneng-seneng aja
sih, jadi bisa main di luar :b
Ya sudah,
Sepulang dari Aceh, saya dan
suami harus segera mencari dan menjalankan solusi untuk ‘masalah’ ini. Mohon do’anya,
gaes.