Huff, anak-anak emang punya macam-macam gaya dan kebiasaan.
Mungkin itu juga menjadi bagian dari cetakannya. Ada anak yang aktif, hiperaktif, atau pasif. Duo bocah lanang di rumah,
kalo main apapun, rasa-rasanya belum pernah bertahan lama atau betah gitu.
Misalnya mobil-mobilan, udah dimainin bentar bukannya dimainin sewajarnya tapi
malah dibongkar-bongkar. Klo beli mainan berukuran kecil lainnya pun sama: akan
berakhir tragis *haha*. Gak diarahkan? Uwow, main diarahkan tu rasanya gimanaa
gitu, kalo dibilangin bahwa ini mobil-mobilan, biasanya mainnya gini, bla bla,
itu mah iya. Tapi, kelanjutannya gimana kalo dah dipegang mereka, saya biarin
aja. Kecuali kalo udah mulai merusak, lempar-lempar atau sejenisnya. Baru mulut
mulai ngoceh maning heheu....
Jalan lain, saya memutuskan membelikan mainan yang ukurannya
lumayan besar bagi mereka. Mobil-mobilan yang bisa dinaiki, sepeda, atau mainan
lain yang berukuran lumayan. Nah, yang ini emang lumayan awet, walau ada
beberapa bagian mainan tersebut yang juga dibongkar, tapi masih bisa tetap
berfungsi. Alhamdulillah.
Tapi tapi... pengen juga lah tetep ngasi mainan yang melatih
sensorik motorik mereka. Entah itu playdough, pasir, beras, air, puzzle, dll.
Oke, usahakan memang sekali pakai atau bisa beberapa kali, tergantung kondisi.
Lebih enaknya, bikin sendiri. Tapi untuk eksplorasi sensorik tersebut, akhirnya
saya memutuskan untuk main di luar saja. Terserah mau main pasir, berenang,
main air di ember, dll. Kalo puzzle, semuanya berakhir tidak sempurna alias
pada ilang *wkwk* Ya sudahlah..nanti juga ada waktunya.
Dari bangun hingga tidur, adaaa aja kegiatannya. Duo TsaZha
selalu aktif. Di dalam atau di luar rumah. Jadi, emang harus banyak sabar juga
kalo rumah selalu berantakan! *halah hhahalesaaaann.. xD* Harus berebsar hati
juga menghadapi keaktifan dan keberisikan mereka. Kalo lagi diem, malah kasian.
“ni anak kenapa tumben diem” wkwk... Emang wajar ya, mereka masih ingin mengenal
segala sesuatunya. Baguslah. Jadi teringat wejangan bahwa sebenarnya anak yang
cerdas itu bukan yang semata pintar menjawab pertanyaan, tapi malah justru
anak-anak yang banyak bertanya *tentang apapun* itu sangat baik untuk mendukung
perkembangan pemikirannya. Okeh deh...
Ni ada foto Zhafran lagi main nyusun balok-balok. Emang sih,
sebenarnnya permainan math block ini cocoknya untuk anak usia 5+ tapi saya
emang sengaja kasih untuk mereka mengenal bentuk, warna, menyusun, dll.
Alternatif murahnya bisa juga memanfaatkan barang apapun sebenarnya. Ini mah
dasar emaknya aja sok-sok pengen ikutan beli mainan gituan >.<
Simpulannya, saya ingin membiarkan mereka memainkan apapun yang ingin mereka mainkan. Mengenal apa yang ingin mereka ketahui. Selama itu tidak berbahaya, tugas saya sebagai orang tua adalah memfasilitasi, mendampingi, dan mengarahkan jika perlu. Mainan tidak perlu mahal. Jika ada yang bisa kita buat alternatif sejenis, manfaatkan saja.
Oke kiddos, let's play more! ^^