Sore.
Jelang berbuka, terburu-buru
keluar hotel Grand Cempaka Cipayung karena memang tidak ikut bagian berbuka di
sana. Plus lupa bawa bekal, air putih. Untung ada mobil bos yang bisa
ditumpangi sembari pulang.
Semakin mepet waktu berbuka, dan
benar saja...akhirnya kami berbuka dengan permen. Disepakati menuju Sate Pak Kadir
6 yang berlokasi searah jalan pulang dan rasanya cukup enak menurut pengalaman.
Ternyata bersebelahan dengan Sop Duren Lodaya. Deuh..goyah ni mau kemana.
Hehe.. Udah..sate aja.
Sembari memesan teh manis hangat
dan 5 tusuk sate kambing + nasi hangat, saya sholat maghrib. Sebelumnya, saat
menulis pesanan..kami melihat tayangan televisi. Tampak Teuku Wisnu sedang
diwawancarai Dedi Corbuzier. Sedang acara Hitam Putih rupanya. Ada sedikit
perbincangan menarik...
"Itu Teuku Wisnu? Kok
berubah gitu ya? Aneh ih ngedadak gitu. Amit-amit. Celana cingkrang pula..
Kenapa bisa begitu ya?" seorang menanggapi gambar TW. Saya tergerak untuk
membalasi,"Proses menuju begitu juga mungkin tidak mendadak bu, tidak
serta merta berubah. Dia mungkin sudah belajar dan mempertimbangkan
semuanya..." Di dakam hati saya melanjutkan,"Lagipula, apa salahnya
dengan celana cingkrang? -_-"
"Iya ya.. Sayang banget ya..."
Lho, apanya yang sayang banget
siiih... Geregetan. Tapi saya males nanggepin lagi. Percuma.
Balik ke tayangan, TW masih
diwawancara DC. Saya yang hari ini sudah mendapat dua kabar/kejadian gak enak
jadi menduga yang nggak-nggak #astaghfirullaah
--Pagi tadi, newsfeed ramai
dengan video kesaksian murtadnya Lukman Sardi. Siang tadi, diomelin seorang
Hindu yang tidak kebagian jatah makan siang lalu bilang,”Kita kehabisan nih…
Gak kebagian… Panitia gimana ya? Kami kan bukan muslim, jadi tidak puasa. Kalo
kayak gini, kita keluar aja. Lainkali gak diundang juga gapapa…” Maaf bu, salah
sasaran ngomel-ngomel ke kami -_-‘
"Ini mau ngetes atau ngambil
kesempatan untuk meremehkan artis yang sudah berhijrah ingin lebih baik dan
taat pada Tuhannya apa ya...Duh.. Semoga lisan dan jawaban artis narasumber ini
gak menimbulkan multitafsir atau membuat orang makin semangat nyerang
balik..." (padahal sih ya, penerimaan penonton siapa juga yang bisa tau
atau mengatur..)
Ya sudah.. Shalat aja dulu.
Mumpung sepi dan gak ada laki-laki di mushola dalam warung sate itu.
Selesai shalat, artis yang duduk
bersama DC bertambah. Ada David Chalik disana. Juga Nycta Gina sebagai host
pendamping. Mereka melanjutkan obrolan. Kali ini, TW dan DC ditanya tentang
hijab. DC menyatakan bahwa harusnya wanita yang berhijab mempunyai kelakuan
yang baik karena pakaiannya sudah baik. TW menjawab manusia berubah lebih baik
itu butuh proses. Awalnya mungkin beranjak dari pakaian. Kemudian David Chalik menanggapi..
Sayangnya saya sudah tidak terlalu mengikuti karena sedang asyik menyantap 5
tusuk sate kambing kecap bertabur potongan cabe rawit yang sukses bikin saya
huh hah huh hah kepedesan. Ilang fokus deh, he he..
Intinya adalah, saya hanya
menyayangkan tanggapan teman-teman saya tadi. Padahal TW secara harfiah memang
terlihat lebih baik. Dengan janggut lebat dan celana cingkrangnya, tadi beliau
sempat menyatakan memang sudah memilah pekerjaan atau tokoh dalam sinetron yang
akan dilakoninya. Bukankah itu proses yang perlu diapresiasi? Stereotipe yang takut
dengan muslim dengan tampilan begitu, sudah tidak cocok bagi masyarakat
perkotaan yang mengaku modern dan terbuka. It’s
so yesterday.
Tapi, memang demikianlah
sepertinya yang banyak berkembang dalam masyarakat Indonesia yang mayoritas
muslim ini. Malah tanggapan negatif atas usaha seseorang untuk benar-benar
menerapkan aturan Islam justru datang dari sesame muslim. Saya ingat juga
pernyataan TW dan David Chalik yang menyatakan bahwa, ketika seseorang
memutuskan untuk masuk dalam suatu agama, baik itu dari muslim ke non muslim
atau sebaliknya, maka seseorang itu harus siap dengan konsekuensi yang ada
dalam agama barunya tersebut. Seseorang yang sedang hijrah menjadi lebih baik
dalam menjalankan syari’at Islam, juga sedang belajar untuk menjadi muslim yang
baik dengan berusaha konsisten akan mempraktikkan ajaran dalam Islam. Betul kan
ya…
Kita semua tentu berharap, TW
dapat istiqomah dan lebih baik. Begitu pula dengan teman-teman lain yang terlihat 'berubah'. Sudahi komen tidak perlu, dukung usahanya;
setidaknya dalam untaian do’a kita. Juga, mungkin kita sendirilah yang perlu mengubah sudut pandang dan turut mempelajari agama Islam itu sendiri, agar tidak merasa aneh atau janggal dengan hal-hal yang sebenarnya memang baik. Cmiiw.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar