nellysapta

nellysapta
kering berseri (rimbo pengadang-lebong-bengkulu 2014)

Kamis, 28 Mei 2015

Curhat Gegana

Kurasa bukan anak kandung
Perlakuan ibu bapak, begitu berbeda
Jika kubanding-banding, aku tidak seberuntung kakak tertua
Juga tidak seperti adikku yang selalu beruntung

Aku masih dalam lelah, berjuang bersama orang terkasih
Orang terkasih yang dipandang sebelah mata
Oleh keluargaku sendiri.. dan selalu mengajak berselisih
Kami dianggap rendah hanya karena lebih tidak berpunya

Curhatku ya Allah, pada Engkau Yang Maha Kuasa
Bukan ku tak terima ini semua
Hanya saja sangat sesak terasa di dada
Bolehlah kiranya aku juga berbagi dengan rekan sejawat yang kupercaya

Dan, adalah ia. Seorang wanita yang mulanya kuanggap kaku
Namun, sungguh ia berasa tulus dalam berkawan
Akhirnya tercetus sebuah pengakuan yang selama ini kututup malu-malu
Tentang keluarga, teman, dan semua yang memberatkan perasaan
Ia dengarkan lamat-lamat dan penuh perhatian

Tanggapannya sungguh tak kuduga
Ia sepertinya berempati ,(bahkan sempat kulihat) matanya berkaca
Pesannya singkat saja:
“Mungkin perlu kau luaskan lagi wadah lapang dada”

Ya, ia dengan senyum
-yang lebih sering kuanggap sebagai seringai-
Melanjut bertutur seakan sedang ber-monolog
: Bahagia itu bersyukur, bersyukur maka bahagia.
: Mendongak ke atas, menunduk ke bawah, sama-sama menyakitkan jika terlalu lama.

Teman, kumohon jangan pernah ceritakan
Keluh kesah sedih yang telah kutumpahkan
Aku sebenarnya malu, tapi mau tak mau harus mau
Menerima nasihatmu


-----
Curhat itu boleh saja, asal pada secukupnya, pada orang yang memang dipercaya mampu menjada rahasia. Jangan berlebihan bercerita, karena rekan kita juga mungkin punya masalah serupa atau bahkan lebih berat daripada kita. Curhat pada Allah sangat perlu, berdo’a pada Allah apalagi. Berdo’alah agar kita diberikan kepahaman dalam mengartikan pengalaman; menganalisis masalah dan memilah solusi yang bisa dijalani. Cobalah untuk menemukan trik untuk diri sendiri ketika masalah dirasa sangat menggelisahkan. Kita boleh saja melegakan hati, misal dengan:
-          Berjalan kaki sepanjang sekian kilo sembari merenung
-          Beribadah dengan frekuensi yang semakin rapat dengan cara yang tepat
-          Makan minum asupan yang disukai dengan biaya sendiri
-          Berdiam diri dengan tetap menjaga pikiran positif
-          Dan sebagainya

Yang paling penting adalah kita tetap berusaha menjaga diri dari sikap berlebihan. Karena hal tersebut adalah pintu setan untuk menggelincirkan kita kepada kekufuran. Jangan pernah berpikiran untuk bunuh diri, seberat apapun masalah yang melanda diri kita. Tidak sedikit manusia yang mengambil langkah praktis dnegan bunuh diri, padahal sesungguhnya dia sedang mebentangkan masalah terbesar sepanjang hidup dan matinya.

Tetap semangat! Jaga semangat!


*buah dicurhatin*

Jadilah!

Jadilah laut!
Ia luas. Biru menenangkan
Dari hulu air manapun yang bertemu,
jernih – keruh, bening – berwarna, wangi – busuk,
tak ada yang ditolak.
Welcome.
Akan asin seluruhnya.
Jadilah gunung berhutan!
Ia menjulang. Hijau menentramkan.Tetanaman bebas tumbuhAsal mampu bertahan, mau kerdil mau subur: itu kontribusimelebatkan formasiJauh sedap dipandangDekat jadi waspada
Jadilah savana!
Ia kering. Tapi ramai.
Walau satu mendominan
Ternyata tetap indah
— Ooii, bukan berarti ia benar sendiri
Lihat itu, ada yang lain di sela-sela. Perdu. Pohon.
Dan tentu saja beberapa mamalia senang berlarian, bermain, mengejar mangsa
Juga lainnya yang kasat mata,
membuatnya hidup.
Atau jadilah sawah.
Ia melulu. Hijau kemudian menguning.
Begitu seterusnya.
Dibajak, diinjak, dibebankan rupa-rupa pupuk. Juga racun.
Demi menopang hidup penghasil bulir-bulir
yang juga kelak akan menopang hidup makhluk lain
Harapan menumpu padanya.
— Dalam lelah, sempat-sempatnya ia mempersilakan yang lain menyela, numpang hidup juga.
Kalau tidak, bisa juga jadi langit.
Ia tinggi. Sesak.
Yang memandang mengira ia plinplan
Kadang biru-putih-abu-hitam-jingga
Padahal ia bening saja
Nyaris tak terlihat, tapi dengan bersama
ia berguna
Yang lain belum cermat saja, atau pura-pura tak tau bahwa ia lah yang menampung kesah uap sampai berat,
menahan diri rapatrapat hingga mengucurkan deras kesejukan, kena semua.
Ah, jadilah apapun!
Ia yang nyata.
Yang menelisik sisi lebih lebih lebih
Kemudian sibuk
Menggubah drama beralur gembira
Memilih peran yang tepat,
entah pemeran utama, pemeran pembantu
atau sekedar figuran
Jadilah apapun!
Asal itu benar, kau.
Dan baik.

http://flpbogor.org/2014/05/jadilah/#more-123