Kurasa bukan anak kandung
Perlakuan ibu bapak, begitu berbeda
Jika kubanding-banding, aku tidak seberuntung kakak tertua
Juga tidak seperti adikku yang selalu beruntung
Aku masih dalam lelah, berjuang bersama orang terkasih
Orang terkasih yang dipandang sebelah mata
Oleh keluargaku sendiri.. dan selalu mengajak berselisih
Kami dianggap rendah hanya karena lebih tidak berpunya
Curhatku ya Allah, pada Engkau Yang Maha Kuasa
Bukan ku tak terima ini semua
Hanya saja sangat sesak terasa di dada
Bolehlah kiranya aku juga berbagi dengan rekan sejawat yang
kupercaya
Dan, adalah ia. Seorang wanita yang mulanya kuanggap kaku
Namun, sungguh ia berasa tulus dalam berkawan
Akhirnya tercetus sebuah pengakuan yang selama ini kututup
malu-malu
Tentang keluarga, teman, dan semua yang memberatkan perasaan
Ia dengarkan lamat-lamat dan penuh perhatian
Tanggapannya sungguh tak kuduga
Ia sepertinya berempati ,(bahkan sempat kulihat) matanya
berkaca
Pesannya singkat saja:
“Mungkin perlu kau luaskan lagi wadah lapang dada”
Ya, ia dengan senyum
-yang lebih sering kuanggap sebagai
seringai-
Melanjut bertutur seakan sedang ber-monolog
: Bahagia itu bersyukur, bersyukur maka bahagia.
: Mendongak ke atas, menunduk ke bawah, sama-sama
menyakitkan jika terlalu lama.
Teman, kumohon jangan pernah ceritakan
Keluh kesah sedih yang telah kutumpahkan
Aku sebenarnya malu, tapi mau tak mau harus mau
Menerima nasihatmu
-----
Curhat itu boleh saja, asal pada secukupnya, pada orang yang
memang dipercaya mampu menjada rahasia. Jangan berlebihan bercerita, karena
rekan kita juga mungkin punya masalah serupa atau bahkan lebih berat daripada
kita. Curhat pada Allah sangat perlu, berdo’a pada Allah apalagi. Berdo’alah
agar kita diberikan kepahaman dalam mengartikan pengalaman; menganalisis
masalah dan memilah solusi yang bisa dijalani. Cobalah untuk menemukan trik
untuk diri sendiri ketika masalah dirasa sangat menggelisahkan. Kita boleh saja
melegakan hati, misal dengan:
-
Berjalan kaki sepanjang sekian kilo sembari
merenung
-
Beribadah dengan frekuensi yang semakin rapat
dengan cara yang tepat
-
Makan minum asupan yang disukai dengan biaya
sendiri
-
Berdiam diri dengan tetap menjaga pikiran
positif
-
Dan sebagainya
Yang paling penting adalah kita tetap berusaha menjaga diri
dari sikap berlebihan. Karena hal tersebut adalah pintu setan untuk
menggelincirkan kita kepada kekufuran. Jangan pernah berpikiran untuk bunuh
diri, seberat apapun masalah yang melanda diri kita. Tidak sedikit manusia yang
mengambil langkah praktis dnegan bunuh diri, padahal sesungguhnya dia sedang
mebentangkan masalah terbesar sepanjang hidup dan matinya.
Tetap semangat! Jaga semangat!
*buah dicurhatin*