nellysapta

nellysapta
kering berseri (rimbo pengadang-lebong-bengkulu 2014)

Kamis, 14 Juli 2016

Berwisata ke Lombok? Sekalianlah ke Kampung Sasak 'SADE'

Salah satu efek samping dari perjalanan dinas adalah saya bisa sekalian berkunjung ke lokasi wisata di daerah yang sedang didatangi. Yaa...kalo kebetulan ada waktu dan kesempatan aja. Gak memaksakan juga sih... Misalnya ketika ditugaskan menemani peserta daerah (Festival Hortikultura 2015) untuk jalan-jalan ke daerah wisata di sekitaran lombok, Kampung Sasak 'SADE' menjadi salah satu tujuan dalam daftarnya. Jadilah saya ikut-ikutan hehehe...

Katanya, kalo ke NTB tapi belum ke kampung ini, rasanya belum lengkap. Emang apa bagusnya? Tergantung darimana kita mau menikmatinya *dibikin ribet dah bahasanya xD* Sebenarnya kampung ini ya kayak kawasan pemukiman biasa yang ditinggali oleh orang asli sasak. Sebelum ke sini, saya diceritakan bahwa warga kampung sangat menjaga orisinalitas kampungnya, mempertahankan beberapa kebiasaan dan adat yang ada... selebihnya... ya 'biasa saja'. Ketika saya berkunjung kesana, ya saya hanya membuktikan cerita tersebut. Benar! ^^

Namanya juga bukan wisata hura-hura, tetapi wisata sejarah. Tentu kita harus menilik keistimewaannya dari sisi tersebut juga. sebelumnya, ini dia beberapa dokumentasi yang sempat saya ambil. Oia, kampung ini terletak di Desa Rimbitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Prov. NTB. Kalo dari bandara, keluar trus ke arah kiri ;B sekitar 10 km. Yang sedang galau bisalah dari bandara lari-lari nyampe Kampung Sasak haa.... *biar energinya kesalur gituhh*

sambutan dari perwakilan warga kampung sasak

Kain tenun yang dijual di Kampung Sasak

Hampir setiap rumah di kampung sasak berjualan kerajinan khas lombok, semisal kain tenun, selendang tenun, gelang, sandal, atau gantungan kunci. Untuk kain, karena proses tenun yang lumayan memakan waktu dan memerlukan skill serta ketelitian yang baik, maka harganya cukup tinggi. Satu kain tenun ukuran 1x2 m persegi dihargai dengan 250-300rb. Kalo mau mencoba, bisa saja menawar. IMHO, jangan keterlaluan tapi yaa... 

Salah seorang wanita di Kampung Sasak sedang menenun kain

Jadi teringat ketika ke perkampungan Baduy di Banten... Umumnya wanita di Kampung Sasak juga diajari menenun. Kegiatan tersebut akan berguna untuk membantu menopang keuangan keluarga mereka. Alat tenun yang digunakan juga masih sederhana. *liatnya kayak gampang banget, pas nyobain...beuh..*

Ngobrol dikit sama nenek yang sedang memintal benang, ikutan nyobain juga ^^

Sebagian besar warga Kampung Sasak beragama Islam. Masjid kampungnya bagus lhoo.. Saya juga bertemu dengan anak-anak yang sedang belajar mengaji. Hiks, memori sewaktu kecil terkuak sudah...sayangnya waktu kecil saya bandel, belajar sih belajar tapi iseng ma temen jalan terus *aaaak





Foto-foto masjid di Kampung Sasak, sempat pose juga *teteup*

Ciri khas bangunan di Kampung Sasak adalah atap dan penataan ruangan. Atapnya terbuat dari jerami padi yang dikeringkan. Bentuknya khas, ntar deh, lihat aja foto terakhir hehe... Bentuk atap yang khas itu uga sering menjadi motif batik Lombok. 

Selain masjid, sepertinya lantai di rumah warga tetap beralaskan tanah. Tapi kinclong nian. Pssttt... Mereka ngepel bukan dengan air atau kelapa, tapi dengan kotoran sapi! Itu adalah salah satu kebiasaan dari duluuuuu... tapi rumahnya gak bau kotoran. Hmm... Saya gak nanya lebih jauh sih, jadi gak bisa cerita banyak tentang hal itu. Yang jelas, secara berkala mereka mengepel rumahnya dengan kotoran sapi.






Contoh isi rumah warga di Kampung Sasak

Hmm.. apalagi ya.. Ceritanya sampai situ aja... saya bagi beberapa pengalaman pandangan mata lagi deh yaa... 





Yang tersisa adalah, kita sering perlu mengambil hikmah dari pengalaman masalalu orang-orang terdahulu, hal-hal baik kita pertahankan, sedang yang buruk ayolah kita usahakan untuk ditinggalkan. Toh pembangunan itu kan menuju hidup yang lebih baik, bukan hanya untuk kita tapi juga generasi kita. Move on itu gampang-gampang susah tergantung bagaimana kita menghayati dan menguatkan diri untuk menjalankan rencana yang lebih benderang. Hei..hei.. ini ngapa jadi kemana-mana nyimpulinnya? haha..kebiasaan out box wkwk.

Nah, bagi yang suka wisata sejarah dan sudah berencana mau ke Lombok, bisa sekalian datang Kampung Sasak 'SADE' ini ya ^^

Gak sempat foto bareng, yahh..dapat yang rada maksa gini haha...

Selasa, 12 Juli 2016

[jumpakawan] Tria Abrianti


Itu, cewek berkerudung hitam di sebelah kanan saya (kerudung pink) adalah temen SMP, tetanggaan SD, sebut saja nama aslinya ia itu : Tria Abrianti :p

Senang sekali bisa berjumpa kembali setelah sekian lama, dari tahun 1999 saya pindah ke Bengkulu, sampai dengan 2015. Kebetulan banget pas saya sedang dinas ke Malang dalam rangka mengikuti kegiatan PEI (Perhimpunan Entomologi Indonesia) dan Tria sedang menjalani kuliah di Unbraw (doi dapat beasiswa sandwich Bappenas Unbraw-Jepang *selamat yaaa*). Akhirnya janjian ketemuan. Dan..pastinya ya foto-foto untuk mbukti hehehe...

Tria Abrianti. Inget banget. Itu maksudnya, anak ke-3 yang lahir pas ultah ABRI (5 Oktober) 85. Nama yang simpel dan unik lah *uhuy*. Anaknya lumayan pendiam *walau sebenarnya cerewet ---lah lah.. kok kontradiktif xD*, pinter, kreatif, kadang suka beda ndiri pemikirannya ma temen-temen yang lain, dan tulisan tangannya bagus banget haha... Dulu, jaman SMP tu lagi 'in' banget nulis pake pena yang diisi 'ink parker' itu loh... Nah Tria ini tulisannya asa ketikan dengan tulisan klasik gitu... *sayang gak ada foto sebagai bukti* Saya suka banget liatin dan niru-niru nulis kayak doi. Dasar ababil, dulu tulisan saya gak pernah konsisten. Ada tulisan bagus dikit, diikutin, haha... jadilah tulisan di buku saya macam-macam gaya. Sebagian besar sih, sukses lah ditiru *ini juga gak ada bukti foto hahaha*

Oke deh, Tria, semoga lancar dan berkah studinya, bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. See u next time dalam kesempatan dan tampilan kita yang semakin baik huahaha....

Pertama Kali Naik Kuda

Siapa yang pernah berkuda, tunjuk tangan hayooo....!
Saya dong udah pernah, baru-baru ini wkwk... telat banget yak xD
Kapan? Pas nemenin Zhafran soale doi gak berani sendiri hehe.. *modus asli ini mah, padahal emaknya juga kepengen*
Rasanya? Jangan ditanya. Asa mau jatoh aja dah...Ternyata begitu ya... Goyang-goyang asa oleng siap jatuh kapan aja *norak*

"Pak, ni kok miring gini goyangnya, asa mau jatuh ni saya" 
"Tenang aja bu, emang gitu rasanya tapi gak bakal jatuh kok, yang rileks bu..rileks aja.."
wkwk... ndeso tenan koe nell.. Anakmu aja nyantai malah ketagihan pengen lagi pengen lagi

Yang belum pernah merasakan naik kuda, sebaiknya mencoba walaupun itu cuma untuk sekali seumur hidup wkwk #eh
Ketawa aja dari tadi. Girang apa stress nell?


Naik kuda pertama kali di Taman Matahari Cisarua, Mei 2016


Nggak, seriusan. Asik kok, walau yaa...wajar kalo pertama kali rada deg-degan, gak nyaman, kaku, dll. Kalo saya pribadi jadi membayangkan, "Wuih itu keren banget ya yang bisa berkuda sambil ngelakuin hal lain misal sambil manah, sambil atraksi, dll... lha ini ngatur keseimbangan aja susah(-susah gampang) apalagi sambil memanah..wohhhh...kereeen ternyata yaaaa.. konsentrasinya dobel-dobel"

Umumnya, biaya naik kuda di tempat wisata adalah 25rb per sekali jalan. Coba bisa lebih murah ya..hehehe.... *biar bisa berkali-kali gituuuu*


Yaaa....udahan...lagi..lagi..lagi....

Apa Kabar ODOP?

one day one post?
apa kabar?
jawab : kabarku baik-baik saja, tertulis tapi tidak ter-post.
Alasan!!

#dahgittuaja
#haha