nellysapta

nellysapta
kering berseri (rimbo pengadang-lebong-bengkulu 2014)

Kamis, 19 November 2015

Keberanian, memang milik kalian, Palestina!

Ya Allah,
Betapa kami sangat terlena kehidupan dunia. Terlena kehidupan sementara di dunia, tepat di tempat kami berpijak saat ini, di bumi bagian Indonesia. Negeri yang konon katanya kaya raya, berlimpah sumber daya alam, penuh orang-orang ramah, punya banyak daerah wisata, dan...sudah bebas dari perang.

Oh ya?
Apakah kita tidak menyadari, bahwa justru saat ini kita sedang berhadapan dengan lawan perang yang sesungguhnya. Diri kita sendiri! Perang dengan pemikiran kita yang mudah terbawa giringan berita. Perang dengan kemalasan diri kita sendiri untuk tidak lalai belajar, belajar mengenai bekal akhirat dan dunia. Perang melawan rasa takut kita sendiri untuk keluar dari ruang nyaman. Perang melawan perasaan ingin melupakan rasa sakit dan penderitaan yang tidak ingin kita rasakan sebagaimana orang lain -atau katakanlah orang-orang yang bangsanya sedang ditimpa bencana perang fisik-. Ngeri? Ngeri bukan?

Saat ini, saudara-saudara muslim maupun masyarakat umum di Palestina, Syiria, Irak, Bangladesh, Burma, Rohingya, sudah jelas kita ketahui sedang disiksa penjajahnya. Belum lagi saudara kita yang lain dimanapun berada, yang juga mengalami kondisi menyedihkan: kelaparan, kegalauan ekonomi, ditelantarkan, kepayahan, dan sebagainya. Oke, tidak jauh-jauh...bagaimana dengan tetangga kita? Sudahkah kita senang kenyang, tapi mengabaikan tetangga yang kelaparan, kerepotan?

Saya,
Tertegun melihat orasi anak perempuan ini.

Tidak ada nada gentar dalam kalimatnya. Hanya satu: yakin. Begitu percaya diri. 

Jika seusia belia itu saja bisa mengerti kondisi bangsanya saat ini, bagaimana dengan kita yang sudah lebih dulu dilahirkan? Yang sudah dibentangkan banyak kesempatan untuk mencari tau dan membantu. Gentar. Ya gentar, tidak seperti mereka. Apa perlu kita langsung ke Palestina untuk merasakan diperangi, baru benar yakin tentang berita Palestina?

Itu baru satu kondisi. Jika mau, banyak video lain. Dan tentu saja itu bukan settingan. 

Ya Allah,
Sesungguhnya kamilah yang patut mengasihani diri kami sendiri. Atas semua ketidakacuhan pada saudara sesama muslim yang sedang disiksa dikepung sedemikian hingga dihadapkan pada kesedihan yang bertubi-tubi. Keimanan mereka sungguh teruji. Berbeda dengan kami, yang baru tidak dibayar semestinya saja sudah mencak-mencak merasa mendapat upah yang tidak layak padahal sudah bekerja dengan sangat baik (padahal itu uga penilaian subjektif). 

Sesungguhnya kamilah yang patut berbahagia dapat belajar dengan nyaman. Dapat mengaji dengan sepuasnya : guru ada, akses informasi mudah, alat pendukung ada, lingkungan segar dan sebagainya. Tapi nyatanya, justru kami yang kalah jauh dari mereka yang sedang dalam masa sulit. Kami sungguh benar-benar terlena. 

Palestina, keberanian memang milik kalian.



Duhai Allah, semoga muslim dimanapun berada, yang terpaksa harus merasakan dampak dikucilkan, diremehkan, dilecehkan atau sejenisnya, bisa bersabar atas semua yang terjadi dan tetap bisa menjaga akhlaknya. Hanya pada-Mu lah kami berdo'a dan memohon ampun. Engkaulah sebaik-baik penjaga dan penentu segalanya.